Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Thursday 21 January 2010

Rock & Roll Di Neraka….



semakin kontroversi dan semakin tragis sensasi yang lo buat, semakin tinggi nilai jual elo, hari ini... segala kualitas hanyalah proses dramatisasi!! masyarakat kita hanya butuh tontonan, tak ada standar dan barometer kualitas sebuah karya musik karena semuanya berakhir ironic di jalanan: dan di sinilah kita berdiri dalam imperium top forty yang megah...

Seminggu yg lalu...
Gara-gara demam sialan, meriang yang sangat tidak bergembira, flu (bukan flu burung loh..), pilek, mau gak mau gw terpaksa ke klinik (gratis coy.. soalnya dokter prakteknya temen gw hehe;p) Sepulang dari klinik, gw menyempatkan diri singgah sebentar disebuah studio musik tempat seorang kawanku kerja sebagai operator, ternyata kawanku itu tidak shift hari itu, operator lain yang tidak terlalu kukenal menggantinya. Dia hanya menyapaku dengan senyum yang bukan basa-basi lalu menawarkan teh botol dingin sesaat setelah kuhempaskan tubuhku dikursi. Kuhabiskan teh botol itu tanpa sisa karena emang udah haus banget!! Tak selang berapa lama, dari arah pintu masuk muncul beberapa orang yang beberapa diantaranya gw kenal baik. Rupanya mereka akan menggunakan studio ini untuk latihan rutin. Dandanan mereka pun lumayan shoking abiss… hell rock yeah!! Hehe…

“oii El.. kemana aja??” teriak salah seorang dari mereka lalu kami pun saling berjabat-tangan layaknya dua orang pimpinan partai (hahaha..) kemudian kami terlibat pembicaraan yang cukup serius menunggu giliran mereka masuk studio. Kawanku ini bercerita bahwa band-nya diundang oleh sebuah event organizer untuk mengisi acara disebuah kafe, menurut kawanku meski ngisi acara, mereka gak dapat bayaran apa-apa (bahkan untuk biaya transportasi). Sedikit kesal, dia menceritakan kisahnya, gw hanya menghela napas! gak tau mau ngomong apa.. emang ini kale dunia musik kita – kekuatan untuk bertahan adalah yang menentukan semuanya, kesabaran, keuletan dan yang jelas semua itu punya konsekwensi, kalo mau nyari duit! Gak usah main rock ‘n roll deh.. (jadi tukang ojek aja, hahaha) atau kalo mau, bikin aja lagu pop (baca: dalam pengertian hari ini)
Gambling!! Tawarin ke major atau sebar keradio-radio, gak usah senewen nyari panggung! cetak selebaran, sebar ke semua tempat-tempat umum, kereta, pasar, toilet umum dan jangan lupa manfaatkan dunia maya.. semoga aja bisa laku, terkenal dan dapat tawaran trus dibayar mahal! Hahaha…

Rock n Roll bukan untuk kaya kawan!! Jika itu keinginan lo’ mungkin butuh waktu yang sangat lama untuk kita tumbangkan rezim top forty hari ini, gak yakin gw: kalo misalnya jimmi hendrik lahir saat ini di Indonesia bakal segemuruh sekarang pengaruhnya, rolling stone mungkin udah bubar duluan kalo misalnya dia tinggal di tebet… hahahah (untungnya dia lahir di inggris)..

Entahlah…
Mungkin keseringan nonton infotaiment yang membuat beberapa dari kita kepengen instant dan terbuai gaya para rockstar-rockstar di TV.. (maaf, maksud gw: pop star/selebritis yeyy!)ya udeh… sok aja kaya mereka: bikin musik seperti mereka, komformis dan buat sensasi terus-terusan kaya mereka..

Caranya....???? Gampang!!
Buat album (asal aja lah) tapi ketika lo launching, seluruh personal band minta lari telanjang dari Monas ke Blok M, lewat thamrin - semanggi - sudirman lalu buat klip dengan video bokep yang murahan (sewa jablay kek ,hahaha..) semua hal itu akan jadi kontroversi, media akan menjadikan itu headlinenya,(century kalah deh, hihihi... ) lo akan dicaci, dimaki tapi juga di cari, gw bersumpah!! dalam hitungan detik band lo terkenal so!! mereka akan mencari album elo dan di titik itu, musik lo udah gak lagi penting, berkualitas atau enggak (emang gak ada standar khan, musik berkualitas kaya gimana, gak ada barometernya) Hahahaha…
masyarakat kita udah gak butuh musik berkualitas, mereka butuh tontonan, mereka butuh sensasi!! Ini indonesia sob!! Sekali lagi ini Indonesia...
Semakin kontroversi sensasi yang lo buat, semakin tinggi nilai jual elo.. bukti banyak……(gak etis gw sebutin, nyari ndiri ye, udah gede lo, hahaha) asal tahu ya, para produser-produser itu sebelum ngerilis produk, album musik atau film yang paling sulit adalah menentukan timing yang tepat, momentum kalo katanya para akademisi.. mereka butuh sensasi!!
Sorry, ini bukan apatis, tapi ini lah kondisi dunia musik kita, gw hanya mencoba menganalisa versi gw! (bebas khan, semua orang punya versi sendiri’ selama itu bisa dipertanggungjawabkan secara rasional, why not?)
Temen gw hanya manggut-manggut, ( moga aja dia gak ikutin saran gw) hahaa,, jawaban sesuai permintaan dia, khan doi pengen kaya tuh... ya udeh! Ikutin aja saran gw…

Rock & Roll yah main musik, gak penting besok mau jadi sampah atau jadi roti keju! klo ada tawaran main dibayar atau enggak’ kalo lagi mood dan ada waktu.. hajar!! Kalo enggak ada waktu, yah gak bisa main’ biar di bayar berapa juga, gak mungkin khan kalo abis sunat lo bisa naik ke stage! anumu kena coy.. hihihi slowly sob....


barangkali.. harus dibedakan yaa, acara yang diadakan komunitas yang murni idealis sama acara Event Organizer yang udah pasti komersil, kalo acara, gigs-gigs di komunitas bersifat independent dan itu mandiri jadi jangan berharap dibayar (kecuali, kalo misalnya event itu ada sponsor), acara-acara komunitas lebih bergairah karena dibuat berdasarkan swadaya dan kolektifitas (patungan sewa alat)! Kalo Event Organiser, yaa mereka khan udah pasti dapat sponsor…
kebanyakan event organizer sekarang memang kadang suka seenaknya, manfaatin band-band baru yang lagi getol-getolnya nyari panggung. Hanya band yang udah punya nama (guest star), baru mereka mau keluarin biaya (bayar band), tapi kalo untuk band-band baru yang hanya sekedar nyari panggung! Jangan harap.. Padahal EO ini, banyak dapat keuntungan dari sponsor…ironis!! Harusnya apa salahnya seh, sedikit pengertian, (minimal nasi bungkuslah.. hehehe :p) demikianlah, eksitensi band kadang-kadang dijadikan sekedar eksibisi oleh mereka, dan ini sulit untuk dielakkan karena band-band baru ini juga sangat butuh panggung demi mengejar pengalaman dan nilai plus buat band mereka. Disatu pihak ini sangat menguntungkan bagi event organizer yang kebanjiran tawaran band untuk perform,(bukan simbiosis mutulalisme tapi lebih pada pengertian menguntungkan satu pihak) bahkan, saking banyaknya band yang mengejar panggung, kadang2 ada band yg rela bayar.. dahsyat!! makin seenaknya lah para EO ini!!
mungkin pihak EO juga harus tahu biar mereka punya pengertian, bahwa band temen gw itu, gak membayar studio latihan dengan hanya ucapan: terimakasih….



akhirnya cerita ini ditutup…sebelum pisah, gw bilang ke doi..
terus semburkan apimu, mainkan musikmu, ciptakan sejarahmu!! rock & roll tidak akan pernah mati, gak usah perduli besok kita besok akan seperti apa, gak usah ada target, gak usah ada motivasi, kita main musik aja! Kita main rock n roll, persoalan besok-: biarkan sejarah yang akan menjawab!!
biarin aja brian jones tenggelam, chuck berry sakaw, jim hendrik terbakar, biarin aja!! biarin aja lenon tertembak, bon scott mati tersedak, biarin aja.. kita gak usah ikut bunuh diri lah.. udh cukup jim morris, elvis ama kurt cobain yg bunuh diri… hehehehe… ayo mari kita saling genggam dan optimis..
rock and roll belum mati, dan karena alasan itu, kita ada disini bukan….
gw percaya pada akhirnya semua akan indah….

Prikitiwww!! Long Live Rock & Roll… ..

Artikel Terkait

0 komentar: