Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Wednesday 11 November 2015

Reviews Film The Stanford Prison Experiment: Ketika Prilaku Manusia Diubah Oleh Kekuasaan


Sutradara: Kyle Patrick Alvarez

Produksi  : IFC Film









If you want total security, go to prison. There you're fed, clothed, given medical care and so on. The only thing lacking... is freedom.

-D. D. Eisenhower-












Institusi dimana kita berada secara nyata memberi efek para prilaku kita. Berbagai macam penelitian membuktikan hal tersebut. Seperti yang terjadi difilm ini, sebuah studi klasik tentang psikologi didalam penjara dimana topik itu sering dibahas dalam pengantar psikologi. Film ini diambil dari buku berjudul Lucifer Efffect yang didasarkan oleh kisah nyata. Buku itu ditulis sendiri oleh pelaku-nya Dr Philip Zimbardo seorang Profesor psikology dari Stanford University.
The Stanford Prison Experiment diputar perdana pada bulan Januari 2015 di Sundance Film Festival. Disutradari oleh Kyle Patrick Alvarez dengan beberapa aktor ternama semisal Billy Crudup, Ezra Miller dan Michael Angarano. Pada film ini, Dr Philip Zimbardo yang diperankan Billy Crudup dengan beberapa koleganya melakukan sebuah eksperimen simulasi penjara dengan menempatkan para tahanan dan sipir selama dua minggu. Eksperimen tersebut dilakukan di kampus Stanford pada musim panas ditahun 1971. Dimana ruangan dalam kampus dibuat semacam penjara lengkap dengan lorong-lorongnya. Sel-sel penjara tiruan kecil dibentuk, ada ruang kecil untuk halaman penjara, kurungan, dan ruang yang besar untuk para sipir. Para tahanan tinggal di sel mereka sampai akhir penelitian. Para peneliti mengadakan sesi orientasi sebelum masa eksperimen, mereka memerintahkan para sipir untuk tidak secara fisik membahayakan para tahanan. Para sipir disediakan tongkat kayu untuk membangun status mereka, pakaian yang mirip dengan sipir penjara yang sebenarnya dan kacamata hitam untuk menghindari kontak mata. Tahanan mengenakan pakaian yang tidak nyaman, dengan stocking topi, serta rantai di salah satu pergelangan kaki. Sipir telah diperintahkan untuk memanggil para tahanan dengan nomor yang ditetapkan, bukan dengan nama.

"Kalian bisa membuat para tahanan untuk merasa bosan juga takut, kalian dapat membuat ide sewenang-wenang bahwa hidup mereka benar-benar dikontrol oleh kita, oleh anda, saya, oleh sistem! Dan mereka tidak akan memiliki privasi. Artinya, dalam situasi ini kita memiliki kekuasaan dan mereka tidak.”


Pada awalnya, Zimbardo dan timnya bertujuan untuk menguji hipotesis bahwa ciri-ciri kepribadian yang melekat dari tahanan dan sipir merupakan penyebab utama perilaku kasar di penjara. Peserta direkrut melalui iklan di surat kabar dan dari  75 responden mereka memilih 24 laki-laki yang dianggap yang paling stabil dan sehat secara psikologis. Para pesertanya rata rata dari kelas menengah. Film ini hampir mirip semi dokumenter, tentu sedikit membosankan dengan latar yang berputar ditempat yang sama. Konflik yang terjadi difilm ini seputar pertentangan antara sipir penjara dan tahanan dan diluar dari itu hanya perenungan batin Dr Philip Zombardo karena secara tidak langsung dia mulai  terlibat secara emosi dalam simulasi yang dibuat-nya sendiri. Ketika beberapa koleganya tidak tahan lalu memilih berhenti, Zombardo pun sadar bahwa eksperimen itu tidak akan selesai dari waktu yang direncanakan. Lihat, bagaimana dalam simulasi itu para sipir penjara yang dihari pertama masih normal hingga menjadi berubah kejam dalam prosesnya. Ironisnya, para tahanan lambat laun mulai merasa bahwa apa yang terjadi para mereka bukan lagi simulasi tapi sebuah kenyataan. Intimidasi yang mereka rasakan memperlemah daya juang mereka. Percobaan tersebut hanya berlangsung 6 hari dari dua minggu yang direncanakan. Bahkan dua diantara 9 tahanan memilih keluar padahal simulasi belum juga seminggu.
Saya melihat film ini sebagai studi psikology, dimana prilaku akan berubah drastis ketika orang memiliki resourche of power. Setiap orang yang memiliki kekuasaan akan cenderung intimidatif, karena mereka merasa memiliki legitimasi untuk itu. Perubahan prilaku bisa disebabkan oleh sebab-sebab alamiah namun keadaan disekitar, institusi dimana kita berada sangat berperan dalam menentukan perubahan prilaku kita.
Film ini cocok bagi mereka yang belajar psikology. Sutradara Kyle Patrick Alvarez memang tidak menawarkan banyak drama sebagaimana  adanya film film dokumenter  tapi setiap adegan dalam film menarik untuk ditunggui. Bagaimana orang-orang yang awalnya baik kemudian bisa berubah drastis akibat legitimasi kekuasaan ditangannya. Film ini bagi saya adalah sebuah kritik terhadap kehidupan penjara.





Artikel Terkait

0 komentar: