Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Wednesday 17 February 2010

RESTORASI: aku hanya ingin benar-benar hidup...




"Hanya bila kita benar-benar sadar dan mengerti bahwa waktu kita di dunia terbatas dan bahwa kita tak punya cara untuk mengetahui kapan waktu kita habis, kita akan menghayati setiap hari dengan sepenuh-penuhnya, seolah-olah hidup kita hanya tinggal sehari itu" (Elisabeth Kubler-Ross)



Aku hanya ingin hidup!! Benar-benar hidup, merasakan semua kehidupan sebelum aku benar-benar mati….


Aku tahu kawan…
Aku tidak hidup di taman firdaus dengan nyanyian burung di pagi hari bersama harum bunga, sejuk embun, warna bianglala dan orang-orang yang tersenyum tulus. Aku tidak hidup di negeri pelangi yang berisi wewangian, tidak ada puja-puji damai, bau alami tanah, gunung dengan panorama indah, angin dingin yang menerpa senja, laut biru dan manusia-manusia bijaksana tanpa keserakahan, aku tidak hidup di lintasan awan dalam dongeng yang menyajikan segala kesejukan, solidaritas, persahabatan abadi, aku tidak berada dalam surga itu, aku tidak hidup disana!!
Kenyataannya aku hidup disini, tanah yang bertuan, tanah yang sejak sejarah dimulai para tuan sudah mengklaim memiliki tanah ini, tak ada ketenangan, tak ada kedamaian apalagi kebebasan!!
Aku tahu kawan, aku sadari itu…
Aku hidup didunia dan setiap hela napasku, aku dipaksa untuk memiliki ijin atas-nya, aku berada dalam sebuah perahu besar yang didalamnya aku di data, di register, di periksa, di control. Aku hidup didunia yang tak lagi memiliki emosi, dimana manusia sedang antri di mesinkan, menuju hidup yang mati. Aku hidup di dunia dengan segala kebosanannya, setiap aktifitas harianku kini mulai diserang oleh rasa muak. Aku hidup didunia dengan orang-orang besar yang membuat bangunan besar sambil mengekebiri orang kecil dengan dominasi disemua lini: seperti sebuah penjara yang didalamnya ada hirarki, privilege dan gap-gap yang membatasi langkahku menuju matahari kebebasan,
aku hidup didalam imperium diam berjuluk peradaban. Ironisnya: aku hanya sekedar batu bata yang menopang tembok mereka terus berdiri...
Aku mungkin juga adalah kamu!!
Dan hari ini, hampir tidak ada lagi yang bisa dipercaya, tak ada pengetahuan progresif, tak ada gagasan-gagasan revolusioner semua itu komoditi yang bisa diperjual belikan bahkan untuk ide-ide pemberontakan tak lebih dari sebuah sensasi. Seberapa besar perubahan yang di tawarkan untuk menghadapi realitas ini, seberapa kuat pengaruh dari teks, naskah, manuskrip atau dalil-dalil yang menggelora, menggetarkan dada tapi hancur ketika keluar dari pagar rumah!
Jejak hidup selalu berisi pengalaman, untaian kata manis, kepalsuan dengan kebenaran yang dipaksakan, begitu banyak hal yang dipelajari dalam hidup, berapa banyak ideology yang tercipta, mazhab, paham ataupun isme-isme yang katanya untuk memperjuangkan kemakmuran, persamaan dan keadilan tapi apakah semua itu bisa mengusir kejenuhan?? Mengapa ada kejenuhan? Mengapa rasa bosan dan keterasingan begitu dekat? Bahkan lebih dekat daripada napas! Mengapa….
Lihatlah disekeliling: para intelektual baik kiri, kanan ataupun abu-abu mencoba menalar dunia, menganalisa segala hal, perdebatan social politik, ekonomi ataupun budaya, para ekonom menganalisa modal, aset-aset yang dinasionalisasi, bursa saham, pertentangan dalam teory ekonomi klein, adam smith, pertumbuhan ekonomi di amerika, di soviet, di chili, di venezuela, di italia, di perancis dan sebagainya, lalu yang lainnya sibuk mengkaji gerakan perubahan sosial, kemajuan demokrasi baik liberal maupun demokrasi proletariat*, memilah-milah demokrasi di eropa dan diasia, pun para budayawannya sibuk berkutat dengan teory kemajemukan, otentitas kesenian, peralihan antara budaya tinggi dan budaya rendah, budaya massa dan budaya rakyat, disisi lain, para petinggi-petinggi moral berubah menjadi fasis dengan mengklaim kebenaran sebagai miliknya! Apakah tesis-tesis mereka bisa membebaskan kita? Apakah semua sintesis dari dialektika mereka mampu membuat kita bahagia? memberi keadilan, bah!! Omong kosong!! untuk memberi keadilan saja tidak akan mungkin apalagi untuk menghapus rasa bosan?? dan mengapa para pecundang itu ada???
Karena kapitalisme tidak hanya membuat korporasi besar over produksi tapi juga menciptakan para politisi, intelektual dan budayawan: mereka itu adalah anak kandung dari system yang mereka lawan sendiri!!
Mempercayai mereka sama saja menghamba pada raja-raja baru! Biar saja mereka memberiku label sesuai kehendak mereka, liberal yang radikal, atau bahkan dicap borjuis! Persetan dengan semua labelitas itu! Berusaha sebisa mungkin untuk hidup tanpa pengharapan, apa itu mungkin?? tanpa terjatuh dalam keputusasaan radikal? Apakah masih ada alasan untuk hidup terus apabila tak ada harapan atasnya! Begitu sulitkah untuk lepas dari belenggu kebosanan, rutinitas hidup yang monoton…


"Nilai-nilai objektif menguasai diri kita: kita menjadi budaknya. Maka ketika kita menyingkirkan ilusi tentang kebebasan, kita dibebaskan. kebebasan absurd adalah membebaskan! tetapi hal itu juga absurd karena kebebaan absurd itu meninggalkan diri kita sendirian tanpa makna" (Albert Camus)




Ketika peradaban timur bergerak ke barat dan peradaban barat menguasai timur, mitos-mitos pun bangkit dari dalam kabut waktu. menguasai pemikiran banyak orang lalu melahirkan segala doktrin yang bermetamorfosa bahkan dalam ide-ide yang diklaim sebagai agen pembebasan!!
Bagiku: tidak akan pernah ada kebebasan, persamaan, keadilan bagi manusia selagi mereka tetap mempercayai peradaban, segala teory revolusi, perubahan social, dalil-dalil ekonomi tak akan menemukan pembebasan total, tidak memberi pengaruh apapun pada kemerdekaan individu, itulah yang utopia!! Penindasan ini sistematik dan telah dimulai sejak manusia mulai hidup menetap, lalu melembaga ketika manusia mulai belajar menggunakan mesin!
Mengapa marx gagal? Mengapa berkman bunuh diri? mengapa soviet runtuh? Mengapa china malah menjadi otoritarian? Mengapa insureksi di spanyol, yunani tidak membuahkan apa-apa?? Mengapa kapitalisme menang dengan terus memodifikasi dirinya? Mengapa?? Mengapa?? muntahkan pertanyaan dan kubur jawabanmu!!
Penindasan ini, ketidakadilan, kebusukan ini di topang oleh peradaban!! Dan bagiku:
siapapun mereka yang bicara tentang revolusi, perubahan social tapi percaya pada peradaban maka semua slogannya itu hanya akan menjadi sampah diselokan!!
Sampai kapan orang akan menyadari hal itu? sampai bumi sudah tidak layak lagi untuk ditinggali, sampai semua janin manusia dieksploitasi, sampai seluruh isi bumi habis? Sampai kapan? Adakah yang bisa menjamin 1000 tahun lagi bumi ini masih menyisakan kehidupan? Kutub es mencair, atmosfer menipis? Kehidupan bawah laut hampir habis, terumbu karang mendekati kepunahan! pada suatu hari kelak kondisi sebenarnya dari eksistensi manusia akan terlihat, buah ketika bumi ini hanya komoditi bagi system yang tidak punya mata. Kematian akan tampak sebagai alienasi fundamental eksistensi manusia! Dan apa lagi yang bisa dihasilkan dari peradaban ini? apalagi selain… onani!!
Lalu…
Apakah aku harus membenci peradaban? Apakah aku harus berdiri dibelakang Zerzan, mengikuti jejak Theresa Kintz, mengiyakan mereka yang menolak peradaban dan bergabung dengan para aktivis hijau di pedalaman? Semua pertanyaan itu tidak akan menemukan jawaban' Tidak akan!!
Aku bisa saja memilih jalan lain….
Apakah aku kalah? Apa ini apatis? Bukan! Ini bukan pesimistik, ini sikap! berapa harga yang harus dibayar untuk mengusir rasa bosan dan keterasingan? Hidup diantara orang-orang yang masih percaya akan adanya pahlawan, menunggu penyelamatnya, Melarikan ketidakberdayaannya dalam altar-altar! Apakah ada yang bisa merubah nasib seseorang selain dirinya sendiri? berlalunya waktu berarti juga berlalunya kehidupan dan itulah akhir masa depan, dan apakah yang dirindukan itu adalah yang harus ditolak???
Dan apakah aku harus kalah? Menyerah pada nasib kelahiranku lalu mulai ikut arus…
apa ada stimulus dari semua ini… tentu saja ADA kawan!!
kebahagiaan, kegembiraan dan ketenangan dalam menghayati kehidupan dengan kesadaran pada kondisi bahwa disemua lini kehidupan ini tengah terjadi proses mekanisasi. Konsekuensi dari penghayatan itu adalah membangkang, Pembangkangan bukan aspirasi atau dalam pengertian yang semantik, pembangkangan tidak melulu menciptakan harapan karena kebebasan yang diperjuangkan bukanlah kebebasan metafisik yang diturunkan dari langit, Kebebasan bukan kemampuan berkehendak! Tapi etos yang menghancurkan kehendak untuk berkuasa dan pembangkangan adalah kepastian menghancurkan nasib...

Pada akhirnya:
aku hanya ingin merdeka, menjadi manusia bukan mesin! Aku ingin merasakan semua emosiku hadir sempurna, menyelami semua mimpiku, menikmati senja, sunset yang bergerak menuju bulan, menghirup semua pengalaman, meresapi harum bunga saat pagi beserta orang-orang yang kusayangi dan menyayangiku, berapakah harga yang harus dibayar untuk itu?? apakah aku harus menyerahkan diriku untuk dijadikan komoditi?? Tidak….
Aku memilih melarikan diri!!
Aku menghindar! aku tidak mau berdiri dibarisan orang-orang yang menunggu aba-aba. Aku melarikan diri dari proyek besar penyeragaman’ aku tidak mau menyerah pada kekuatan yang hadir dalam persepsi kebanyakan orang, sejarah yang dimanipulasi, pengetahuan yang dikooptasi, kebutuhan palsu yang dipaksakan dan kesemua itu ada di setiap ruang, di susupkan melalui warna mereka, kata-kata mereka, bunyi-bunyian mereka juga suara mereka yang tentu saja menghasilkan pemikiran seperti yang mereka inginkan! Aku menolak untuk berada dibarisan itu…
Aku memilih menciptakan ruang dalam hidup harianku, menciptakan surgaku sendiri bersama mereka yang masih memiliki ketulusan di tengah imperium yang diam ini, menulis sejarahku sendiri karena sejarah bukan hanya tentang mereka yang menang perang, juga bukan saja tentang diriku tapi juga tentang mereka yang menangis dan tertawa bersamaku, sejarah bukan tentang jenderal-jenderal besar tapi juga tentang mereka yang kecil dan tertindas…

Aku hanya ingin hidup, benar-benar hidup sebelum aku benar-benar mati!

Hidup adalah pilihan, hidup bukan tentang menjadi siapa, berada dimana tapi hidup adalah proses menjadi! peradaban ini seperti kutukan yg memaksa manusia jatuh dalam keterasingan yg lebih mengerikan dari kematian dan hanya dengan terus berpetualang dan melakukan hal-hal gila merupakan satu-satunya cara untuk membuat hidupku penuh warna, jauh lebih indah dan terasa mengagumkan!
Untuk itu aku memilih menjadi orang bebas…
Artikel Terkait

0 komentar: