gw ingin menulis sesuatu tentang lo’ pada riwayat kertas tipis tanpa bingkai prasangka hanya agar orang-orang tahu’ bahwa engkau pernah hidup..
gw percaya, sejarah tidak hanya berisi penaklukan atau cerita orang-orang besar tapi keseluruhan dari sejarah dimulai dari hal-hal yang paling sederhana’ napoleon tak akan bisa memenangkan perang tanpa prajurit berpangkat rendah bukan? gutenberg tak akan bisa menemukan mesin cetak tanpa buruh-buruh terampil. Ada banyak kisah-kisah kecil yang hampir terabaikan bahkan tanpa kita sadari lintasan peristiwa itu nyata hadir dalam keseharian. Seperti saat kita mengenal seorang temen di bis kota, ruang tunggu, bandara, dipedesaan, kereta atau saat kita bertemu sahabat lama di warung makan pinggir jalan. Bayangin’ dari hal-hal kecil tersebut mampu memberi kita beragam sudut pandang bahkan mengajak kita melihat dunia yang berbeda dari yang selama ini kita pahami- pola pikir kita, cara kita melihat pun memahami realitas dibentuk dari sesuatu yang paling sederhana pun hidup ini bukan saja tentang keputusan-keputusan besar tetapi juga keputusan kecil yang kita ambil walau sedang berada dalam ketergesaan, keputusan singkat, perjumpaan singkat yang ternyata imbasnya mengalahkan berdirinya imperium besar.
sekawanan elang baru balik dari negeri antah berantah lalu berkisah tentang orang yang menunggu hari gelap disebuah stasiun kereta, sesekali mereka menghalau dingin sambil bersorak-sorai ditengah jalan dengan menghunuskan pijar kepada setiap yang lewat, menjelang malam dalam kepenatan metropolis
Hari yang diam minus cahaya ditengah cuaca mendung menebarkan dingin yang berhembus dibalik korden jendela. Kota ini bisu dalam ketergesaan yang kaku. Begitu purba dalam hitungan tahun-tahun mahalampau. Gedung dan jalan yang dibangun dari keringat kuli kasar dan berhasil memberi kenaikan gaji para arsitek dibalik meja. Terlalu biasa dalam gemerlap kota yang dipenuhi mimpi. Dari para petualang politik, pialang saham hingga mucikari di industri musik.
Pada sudut peradaban yang begini memuakkan’ elo muncul mengabarkan kisah sebidang tanah penuh rindu’ pernah berkecimpung lama dalam ingatan. elo melirik dalam nostalgia, tentang pangkalan becak, pasar juga lumpur sawah dan sekawanan kerbau dari simfoni angin dan merdu terkukur yang berlarian menyusur pohon – pohon tempat para petani menuai lelah: diatas tanah yang biru.
elo menghancurkan persepsi dan merobek batas kontradiksi yang selama ini coba gw lawan. Disini, ada seorang gadis yang suka mendengarkan gamelan, menonton wayang juga mencintai gunung.. hahaha..
“Suatu hari gw akan cuti dan pengen naik ke gunung lagi’’ ucapmu.
“mbah marijan pasti tersenyum di alam sana karena dalam kota yang penuh barang import ini masih ada gadis semanis elo yang merindukan panorama gunung” bisikku tertawa
“ hahaha.. si bedul mulai lagi gombalnya”
“yeeee, bukan gombal kok! Kalo pun gw gombal itu hanya untuk orang-orang yang pantas digombalin dan elo sangat pantes di gombalin” sambungku tertawa.
“bedul.. bedul.. dasar si bedul”
elo itu api yang mengaku kunang-kunang’ menyala-nyala dibawah pohon pakis seperti matahari yang menabrak malam... sebentar saja gw datang membawa segenggam imajinasi… elo itu perempuan gelisah sedangkan gw laki-laki jalang, bersua kita disudut ramai’ musim hujan tiba, menjelma dahan menjadi pucuk diatas tanah yang rindu basah…
Awalnya gw kira elo adalah bagian dari kelopak bunga melati yang mekar pada malam kemaren tetapi setelah gw pikir-pikir lagi itu gak mungkin karena kalo elo adalah rangkaian melati mana mungkin lo bisa bersuara, hehe.. suara lo itu bikin gw addict, belakangan ini gw malah lebih sering dengerin suara lo daripada suaranya brian johnson, tau dah.. suara lo itu bagai mengandung busa-busa beer yang tak sanggup gw habiskan dan gw selalu tidur lelap jika selesai ngedengerin suara elo.. hehehe!
“mungkin karena kita sama-sama kesepian el... ” katamu malam itu.
“bukan kesepian dalam arti yang semantik’ gw tau lo pasti ragu bagaimana mungkin gw kesepian.. tokh, gw kerja digedung yang ramai dan aktifitas sosial gw sibuk bahkan terlalu bising, temen-temen gw banyak tapi siapa yang tahu -hati gw hampa” katamu lagi. Gw tertawa mendengar itu.
“hey, di kota ini semua orang kesepian naa, masyarakat kota hanya disatukan oleh kepentingan-kepentingan semu, kita dan mereka bagai senyawa atom yang mudah tercerai berai, siapa yang gak kesepian dalam kota yang begini sunyi” kataku datar
“el, el, bahasa lo itu gak kuat gw.. hahaha”
“ ini bukan bahasa bersayap , trust me! Ini fakta’ anggap aja bahasa gw ini bahasa pemabuk yang mencapai pencerahan spritualnya… “ jawabku disambung tawamu
kita adalah pedang yang berkilat kilat, kokoh digenggam zaman’ kita adalah anak panah yang meluncur membelah mata angin’ kita adalah rerumputan yang ujung daunnya selalu berharap menyentuh tanah’
“ hal yang menyamakan kita adalah, kita sama-sama merindukan ketenangan, kedamaian dan kita mereflesikannya dengan hal-hal yang sederhana”
“ yeah, kita adalah sepasang manusia kesepian yang berbahaya” sambungku cepat
" yuk akh" suara lo mendayu.
"kemana kita" tanyaku bingung.
" menurut elo dimana lagi tempat sembunyi yang paling aman?" katamu malah balik nanya.
"hmm, jika bukan dalam pelukan elo maka satu-satunya tempat yang gw rindukan adalah gunung"
" hahaha.. geloooo!"
" gunung, pantai, mari kita kesana, dunia ini mulai tua"
Berapa banyak dari kita yang sadar bahwa peradaban ini sedikit demi sedikit merampas hal yang intrinsik dalam diri kita, sesuatu yang paling berharga? Kesederhanaan! gw yakin’ semua orang selalu merindukan kesederhanaan. Dari balik tembok kemegahan ada moment dimana orang-orang akan mencari sesuatu yang hilang dalam dirinya. gw dan elo beruntung memilikinya..
jika elo bunga maka gw ini ilalang, kita terbang di musim kemarau bersama canda dan bisik jangkrik’ dibawah bumi yang mulai tua!
2 komentar:
jika gw tarzan, maka elo janenya...trs monyet2 itu...anak2 ama bini gw???? Getooo????
Tegaaaaaa......
Udh tinggalin aja anak2 n bini loe! Ikuti kata hati loe! Ga usah bo'ong lg ama bini loe dg bilang masih cinta, padahal loe masih cinta ama 'anak gunung'.....
Bini loe bisa lebih bahagia tanpa loe....
koment diatas gak nyambung banget.
Post a Comment