Kita adalah manusia pongah yang hidup dalam rencana, membayangkan
masa depan, memprediksikan, menalar, menganalisa, mereka-reka semua hal yang
belum tentu terjadi. Dalam rencana tersebut tanpa sadar kita berperan bagai dukun yang sok tahu apa yang akan terjadi esok atau seperti tuhan…
Tapi kita bukan tuhan, dan tuhan, apakah dia menjejak bumi?
Tapi kita bukan tuhan, dan tuhan, apakah dia menjejak bumi?
Sejujurnya gw gak tau kenapa harus menulis lagi, mengisi
blog ini dengan coretan yang entah siapa yang baca? Beberapa teman
menanyakan mengapa blog gw udah gak pernah update lagi. Bagi gw itu pujian
ditengah keringnya imajinasi.
Mungkin gw kehabisan ide, atau barangkali gw telah dihadapkan
pada realitas, kondisi yang memaksa gw tiarap. Membaca tulisan-tulisan lama di
blog ini seperti melihat cermin dan menertawakan kekonyolan yang lalu-lalu. Gw pikir,
di blog ini udah gak mungkin lagi ada wacana yang bombastis
dan hysteria. Hahaha… Apalagi diksi diksi ekstrim yang sinis pada kemapanan. Rocknroll
itu permen karet dan rockstar adalah penjual permen itu (loh, kok masih sinis?)
hahaha… bercanda bro.
Pada akhirnya hidup ini menjadi drama yang dipenuhi alasan-alasan. Semua hal terjadi kadang tanpa terencana dan berjalan sebagaimana adanya. Sakit, kecewa, marah, senang, bahagia hanya episode yang pasti berlalu.
Malam ini gw menulis lagi, untuk membahagiakan diri sendiri. Mencoba menyapa langit malam yang sedang memuntahkan hujan. Tanpa harus menjulurkan pena tajam atau emosi yang meledak ledak, Tak jua perlu menistakan cara berpikir yang tak sepaham karena semua kebodohan itu hanya menempatkan gw pada posisi sulit. Toh, mereka semua emang bego.. (loh?) hehehe...
Well.. apa yang gw tulis ini bukan berarti gw menyerah dalam pertempuran melawan kenyataan tapi gw udah gak lagi memiliki senjata yang tajam, atau dengan kata lain gw udah gak muda lagi, . Damn It, I’ m old now!
Pada akhirnya hidup ini menjadi drama yang dipenuhi alasan-alasan. Semua hal terjadi kadang tanpa terencana dan berjalan sebagaimana adanya. Sakit, kecewa, marah, senang, bahagia hanya episode yang pasti berlalu.
Malam ini gw menulis lagi, untuk membahagiakan diri sendiri. Mencoba menyapa langit malam yang sedang memuntahkan hujan. Tanpa harus menjulurkan pena tajam atau emosi yang meledak ledak, Tak jua perlu menistakan cara berpikir yang tak sepaham karena semua kebodohan itu hanya menempatkan gw pada posisi sulit. Toh, mereka semua emang bego.. (loh?) hehehe...
Well.. apa yang gw tulis ini bukan berarti gw menyerah dalam pertempuran melawan kenyataan tapi gw udah gak lagi memiliki senjata yang tajam, atau dengan kata lain gw udah gak muda lagi, . Damn It, I’ m old now!
Tetiba ada pertanyaan? Emang kenapa kalo udah tua? Hmm.. karena tua adalah kesalahan penciptaan dan menjadi tua itu kutukan. Berbahagialah mereka yang muda dan ABG, tanpa mereka sinetron kita gak punya rating hehehe.. :p
Sungguh beruntung mereka yang muda dan labil karena saat saat seperti itu kebijaksanaan cuma kata kata para pecundang.
Gw iri pada anak kecil yang bermain sore tadi, meski sekarang
taman bermain itu tak semenarik dulu karena arena permainan di kota hanya
ada di mall bukan lagi dilapangan. Thats why, Masa kecil adalah masa dimana kita hidup tanpa
rencana, tanpa takut akan esok, tanpa keraguan dan pertanyaan abstrak “apakah
esok matahari masih bersinar?”
Dunia yang kita lihat saat kecil adalah dunia yang warna
warni, tanpa bau dan rasa bosan. Ketika itu dunia menjadi taman bermain yang luas. Dan orang tua adalah satpam yang menjaga arena bermain itu tetap aman.
Tak perlu takut akan pertanyaan, “nak kamu masih perawan?”
atau “hati hati nak, jangan hamili anak orang!” Pertanyaan yang paling menyebalkan,
“anakku, kapan kamu nikah?” hahaha.
Itulah, mengapa menjadi tua dinegara munafik ini adalah
kutukan. :)
Kita tidak ditempatkan didunia ini hanya untuk bekerja, berkembangbiak dan mati, kita hidup didunia untuk bergembira.
Ah sudahlah, angkat gelas birmu dan teruslah menjadi pemuda-pemudi
yang bergembira atau kalo masih sulit bayangkan saja masa kecil, karena
masa kecil adalah satu-satunya masa dimana Sokrates dan Beethoven hanya sekedar
dongeng…
Jakarta, 2 Desember Dinihari
eh, gw masih sinis yaa?
Jakarta, 2 Desember Dinihari
eh, gw masih sinis yaa?
Artikel Terkait
3 komentar:
yaa lo masih sinis
biar sinis yg penting tulisannya manis bg bro..hehehe salam kegelapan!!
Menjadi tua itu udah pasti.... Menjadi dewasa itu pilihan.. Gw harap biar lo menjadi tua tapi masih dipenuhi oleh kesinisan yg bisa lo tumpahin dalam tulisan2 yg ternyata enak juga buat di baca.... Cemungudddd *motivasi.mood.on*
Post a Comment