Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Thursday 14 May 2009

Rocknroll tidak akan Pernah Mati didadaku!! "Mahkota Hippies Dibawah Payung Banner's"




”Hey bung
Ini bukan Amerika ditahun 50-an ketika Chess bersaudara sedang merilis Maybeline dan musisi-musisi ghaib dari Motown riang berimprovisasi akibat Sun records terancam bangkrut…
Ini juga bukan Inggris saat Heavy metal berkibar’ percayalah Jimmy Page baru saja cabut dari Yarbird’s,dan Sumpah!! Bon Scott belum mati!!
Palingkan wajahmu’ Disini Indonesia tahun 2009!!
Silahkan bergidik jijik…. karena Radio dan Tv banyak dipenuhi musik sampah!!”


Rocknroll Belum Mati!
Apa yg ingin dijual oleh bos-bos besar itu’ Dengan buas mereka menjejalkan medianya ditenggorokan kita. Memaksakan trend musik dikepala kita. Menembus bawah sadar kita dengan asumsi bahwa hanya itu yg tersedia. Hanya itu yg ada!! Dan bagi kita tidak ada lagi alternative lain karena semua yg didepan mata terlihat sama, begitu seragam dan itu-itu saja!! Standarisasi bahwa industri musik hari ini hanya memberikan apa yang diinginkan oleh khalayak adalah bohong besar!! Siapa yg mau band-band cengeng atw musisi-musisi katrok yg tiap hari berdagang cinta tanpa pesan-pesan edukasi.
Ini bukan sikap permusuhan pada band-band mainstream atw genre musik popular.. sama sekali bukan!! Kita harus memahami bahwa, Beragam cara manusia mengungkapkan kreativitasnya dan genre musik adalah form ekspresi tentu saja subyektif karena itu tdk bisa terintimidasi. Semua org berhak menuangkan karya musikalnya’, semua org merdeka dan itu bebas!! Bukan itu yg harus dilawan tp sesuatu didalam musik popular itulah yg harus dihancurkan…


Bukan sekedar form tetapi contents!! Makna dibalik isi tersebutlah yg harus kita binasakan. Substansi dari musik popular terbukti mendangkalkan penalaran. Sudah jelas bahwa industri musik hari ini hanya mementingkan sensasi demi meraih provit sebanyak mungkin. Jangan berharap ada nilai-nilai perubahan. Trend musik telah dipaksakan dikepala kita dengan promosi dan iklan yg mewabah seperti tsunami. Membentuk kesadaran palsu dan terjadi penyeragaman selera. Kita dikontrol oleh industri dalam stagnasi kreatifitas yg seragam!! Alternative pilihan hanya kita sandarkan pada panggung-panggung bawah tanah tp ternyata juga mengecewakan. Gigs, venue dan panggung-panggung yg mereka ciptakan hanya menampilkan musisi yg itu-itu juga. Adanya status qua dalam dinasti gelap movement bawah tanah dgn tidak adanya regenerasi menandakan bahwa mereka juga sama piciknya dengan para pelaku di industri musik. Kita tidak bisa bersandar pada mereka!!
Kawan.. jgn ragu’ Rocknroll belum mati!!!


Kita tidak bisa menyangkal bahwa belakangan ini rocknroll telah coba untuk dibunuh oleh beberapa band kampungan yg menyeruak di ranah mainsteam. Band-band seperti itu merampok istilah rocknroll dalam penafsiran yg menjijikan. Mereka memainkan opini media dan mendistrosi rocknroll dalam kubangan selokan limbah ditoilet umum. Statement-statement mereka yg palsu juga semakin memuakan karena didramatisir oleh media massa. Hingga terjadi pembentukan opini dan rocknroll kembali dijadikan alat untuk memproduksi uang, uang dan uang!! Jgn ragu’ jgn takut!! Mereka bukan rocknrollers!! Mereka bukan kita, mereka Pseudo rocknroll yg kebetulan bisa main musik sambil onani!! Alasannya adalah karena rocknroll bukan sampah seperti mereka, bukan sekedar style belaka, bukan form genre yg mencuri lagu orang dan membawakannya ditengah khalayak tanpa malu!! Rocknroll adalah symbol ideology!! Bukan sekedar genre musik tapi sebuah jalan dalam menyuarakan kehidupan. Kekuatan idealisme didalam musik merupakan filter dalam menghadapi pembodohan para borjuasi-borjuasi di label-label recording, Major label atw yg katanya Indie label!!
Guys.. Believe me’ Rocknroll is not dead!!


Para kapital-kapital media kini makin menjijikan!! Setelah mereka kuat menjejalkan trend musiknya diotak kita kini mereka juga menyerang suasana santai kita, dengan cara berdagang sampah gossip infotainment dari pecundang-pecundang kampungan yg katanya selebritis!!! Bos-bos media itu telah menjajah kesadaran kita hingga menciptakan kondisi dimana massa rakyat tidak sadar bahwa benaknya telah dipenuhi kesadaran palsu…
Ayo hidupkan Televisi’ selain berita tak ada lagi yg bisa kita pertahankan dari media hari ini. Dari pagi, siang hingga sore… reality show juga sinetron yg tiap hari menjual airmata dan infotainment keranjingan memuntahkan air ludahnya dimuka kita!! Kita dibuat orgasme dalam lelucon konyol para selebritis. Kita diajak masuk dalam dunia mereka yg palsu. Membuat kita berpikir instant dan hanyut dalam glamouritas pada borjuasi-borjuasi sialan itu!! Hey… ada berita perceraian, hey ada berita perselingkuhan, hey.. hey.. hey… Ayo telanjang di depan Tv bangsat!!
Yakinlah saudaraku.. sinetron, reality show dan infotainment hanya membuat kita tdk produktif!!!







”Hey bung..
Ini bukan Amerika saat kaum Hippies membagikan bunga dijalanan dan Jimmi Hendrik belum membakar gitarnya…
Ini juga bukan Inggris ketika sex pistol dideportasi’ opsss!! Ayo.. Tepuk tangan karena Bryan Jones masih Hidup!!
Palingkan wajahmu’ Disini Indonesia tahun 2009!!
Silahkan bergidik jijik…. karena Radio dan Tv banyak dipenuhi musik sampah!!”


Sejarah membuktikan bahwa polarisasi pemikiran dibentuk oleh media dengan propaganda gencar hingga menjadi parameter bagi masyarakat luas. Sebuah karya seni dengan kualitas estetika yang kurang baik dapat menjadi trendsetter bila didukung oleh promosi besar-besaran, begitupun sebaliknya. Jika ada yang harus bertanggung jawab atas semua ini maka jawabannya adalah media. Hilangnya objektifikasi media massa baik cetak maupun elektronik mengakibatkan kecenderungan skeptisisme didalam tatanan civil society. Kurangnya ruang untuk merefleksikan kreatifitas memaksa sebagian kalangan mengambil jalan lain untuk mengaspirasikan sumber dayanya. Hari ini, media adalah milik segelintir orang dengan kitab suci uang mereka mengeksploitasi nilai-nilai didalam masyarakat. Ekonomi, politik, hukum juga kemurnian estetika telah sedemikian masuk dalam jejaring kapitalisme global. Seperti halnya bidang lain, musik pun mengalami stagnasi akut.

Di Indonesia, keseragaman industri musik dalam membidani produk-produknya membuat beberapa orang apatis dengan perkembangan musik tanah air. Setiap hari, radio, televisi hanya memberitakan semua hal yang sama, seragam dan monoton. Kalaupun beda, paling hanya sepersekian persen dari apa yang sudah ada. Tidak ada hal yang baru. Musik dari band-band mainstream adalah sebuah bahasa pragmatis, kering dan “Just Money oriented”. Hingga sulit untuk membedakan antara kemurnian idealisme atau sekedar untuk survive. Hanya ada dua pilihan, ikut arus dan ambil bagian didalam peradaban pop culture ini atau menjadi manusia bebas tanpa intervensi.


Hippies Jakarta

Hey bung!! ada yg berbeda disana!! Ada sesuatu yg bergerak lain disana..
Sebuah tempat yg tidak memiliki batas antara mimpi dan kenyataan. Sebuah tempat yg digambarkan neverland dalam cerita-cerita fiksi.
Jika ketempat itu’ semuanya mengagumkan. Tidak ada rasisme, tidak ada chauvinisme, tidak ada apa-apa, semuanya, seperti kembali kemasa emas flower generation dengan para bohemian yg bercanda diantara denting gitar dengan menyuarakan anti perang..
Sama seperti kembali ke masa awal sebelum Jimmy Page mengaudisi kamerad Plant’ sebelum Sam Philips menggadaikan King Elvis, seperti kembali kemasa emas kejayaan Motown Blues… wow… tempat utopis dalam gambaran pemikir-pemikir dungu!!

Disinilah kita berpesta!!
Disini ada blues, tersedia juga Heavy Metal!!, that’s is Rock!! menoleh lah kebelakang’ rasakan sebentar angin malam’ angkat gelasmu tinggi-tinggi!! David Gilmour dibelakangmu’ Bob Dylan didepanmu, kita akan sadar besok saat Buddy Guy tertawa’ ayo mari kita cumbu Jannis Joplin, bercinta dengan Joan Jet dan hanyutkan tubuh dalam pelukan Gwen Stefani… ayo kawan!! Ayo kesini.. Mari Kita Berpesta….
Menjelang senja apalagi saat weekend’ Berjalanlah menyusuri menteng, lepaskan kakimu mampir ke sebuah tempat rahasia’ semoga disana ada kumbang-kumbang hippies! Yakinlah’ mereka sedang membahas sound terbaik untuk rocknroll. Jangan ambil hati jika bung S’ masih sesumbar ttg kehebatan Bluess!! Coz Didadanya ada revolusi T. Bone Walker dan kemarahan Jimmy Hendrik. Mungkin kita akan menemukan beberapa kawan yg kritis meneriakan sesuatu dalam kevakuman ruang hampa.
Hmm… ada beberapa pahlawan rocknroll disana’ yg namanya tidak akan dicatat dalam buku sejarah anak SD, mereka-mereka yg berjuang atas nama kreatifitas dalam satu kesamaan persepsi!! ”Menolak Penyeragaman!!. Ada juga beberapa band yg lagi berjuang merillis album ditengah serbuan musik populer. Band-band rocknroll yg menjadikan 12 bar sebagai acuan dalam melihat roots sejarah. Dari blues hingga rock, dari bill Halley hingga The Who, dari Memphis hingga Lenteng Agung, dari Rolling Stone hingga RI!! Kumbang-kumbang hippies ini tidak sekedar membahas musik. Isu-isu social terkadang menjadi luar-biasa dalam wacana yg dihadirkan. Semuanya jadi mengagumkan karena mereka tidak hanya berisi musisi tapi juga seniman lukis, teater, penulis, aktivis dan jg sineas…
Jika bulan tidak purnama’ mungkin kita akan bisa berjumpa dgn bung N’ seorang aktor yg cerdas dalam memaparkan ide-idenya. He’s funny guy’ dengan bahasan yg lugas ttg filsafat Schopenhauer. Barangkali akan sangat menarik jika kita bertemu bung G’ seorang kawan yg kini sedang memainkan peran krusial, Sebagai manager band dan konseptor acara tahunan komunitas ini. Akan semakin banyak ide dalam menulis lirik lagu ttg lingkungan karena ada kawan D’ disana. Pesan-pesan green movement bisa terkompromikan dalam sound gitar maha dahsyat. Ada juga seseorang disana’ yg tiap hari berteriak ttg ideology ditengah denting gelas dari air kedamaian…
Banyak kawan-kawan disana dengan interprestasi yg sama dalam menafsirkan klasik rock. Mereka- mereka yg luar biasa yg namanya tidak akan cukup utk disebut satu-satu. Ada A, Ada B, ada C, Ada D’ ada L, I, ada J’ ada banyak lagi….. mereka yg memiliki kesamaan persespi.. ”Menolak Penyeragaman”


Diluar..
biarkan musik hanya menjadi bahasa Pragmatis’ biarkan pelaku2 mainstream berpesta pora merayakan kematian rocknroll. Biarkan saja! Tp didada kita ROCKNROLL akan selalu hidup dlm malam2 penuh bintang dilangit yg tinggi!!
Biarkan saja para musisi2 hebat menguasai panggung! Biarkan saja ruang itu tertutup karena kita juga akan punya ruang sendiri!! Biarkan saja’ para pecundang-pecundang industri musik memprogandakan kebohongan mereka.. biarkan saja!! Biarkan mereka mengira bahwa kita sudah mati’ Biarlah… biarkan saja!! Suatu hari nanti pisau tajam sejarah akan membungkam mulut rakus mereka dan menghancurkan apa yg selama ini mereka percayai!!
Coz’.. ROCKNROLL is NEVER DIE!!!!

Artikel Terkait

1 komentar:

RifkyMedia™ said...

benar kata Jack black, semua ini hancur karena MTV dan industrialiasi musik besar2 an, kita dihidangkan musik yg gak bermutu yg hanya mengejar trend setiap saat dan setiap hari. musik skrg sudah seperti tentara yang sedang baris, seragam !! saya rindu musik saat itu yang penuh dengan idealis dan berhasil menciptakan masterpiece yang dikenang setiap orang saat ini, musik sampah hari ini akan segera mati dan berganti dengan sampah lain nya