menghampar disini' deru langit biru dan tenang udara pagi..
rindu berselimut juga malam yg datang terlambat..
bermain-main dalam gelisah' ruang mimpi terbakar
akh senja... dimana dia pemberi kabar??
aku adalah laki-laki yg berjalan diatas laut dalam birahi pantai dan dinding pemberi fatwa.
meraba getir di dada' seketika diam selepasmu hilang..
tak ada matahari hanya ruang hampa berseru-seru'
jangan pergi...
tak ada cahaya dan liar ini adalah karenamu..
bertahun-tahun dan telah jadi artefak' minus dingin dan gelegar marah..
Gerimiskah matamu jika rindu menusuk ragaku..
melihatmu disana.. jauh.. jauh..
mata itu, mata orang-orang
bukan mata bianglala, bukan mata hari.. matamu yang dulu..
begitu bijaksana!! selayak mata pelangi..
bulan belum sempurna
hanya angan pengantar tidur.. selepasmu.. sehilangmu.. setiadamu..
aku disini menyerupai sesat!!
setiap hela, nafas tanpa jeda melupa dan tak mampu.. tak pernah mampu!
tahukah..
kuukir setiap detik dengan titik embun di sudut mata biru
kusapu, seketika kutatap garang..
lari sembunyi biar hanya tampak diam.. biar terlihat kuat..
kamar ini merindu mu..
seperti dulu kita berbincang didingin malam menunggu matahari..
bukan janji karena tak ada janji..
hanya pasti..
tiadamu'
aku tak pernah berhasil menjadi org baik...
pulanglah..
sebentar lagi' aku akan mati dan membusuk disini..
dalam nihil sejati, dalam berontak yg marah..
hanya kedip dan kata dibibirmu yg mampu meredamku..
........
tanpamu tak pernah ada lagi kesejatian
maafkanlah laki-laki binasa ini
dan ajari aku untuk menjadi orang baik
seperti dulu sebelum subuh...
dan seketika diam
Saturday 20 June 2009
Seketika Diam
22:15
EL Hendrie
Artikel Terkait
0 komentar:
Post a Comment