Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Friday, 9 October 2009

Kertas Kertas Putih Dimatamu...



even if the sea turned into a fire but you'll still live in my memory, because only you who always accompany me when I am weak and helpless, just you are always coming and giving me hand when I was lying on the street...



Menurut gw’ elo tuh kaya langit yang memberi tempat bernaung bagi seluruh kehidupan digalaksi tapi lo bersikukuh bahwa elo adalah titisan malaikat yang sengaja diturunkan kebumi untuk mengiringi hujan setiap sore. Kadang-kadang gw gak abis pikir’ masa seh.. ada malaikat menitis menjadi orang ngambek-kan seperti elo, meski harus gw akui’ lo nyebelin juga ngegemesin…

Setiap gw bilang, lo adalah langit’ lo ngambek dan gak mau bicara sama gw, padahal setiap pagi sebelum lo berangkat pergi’ kita selalu berbincang dan itu menjadi seperti ritual yang berlangsung berbulan-bulan. Apa aja jadi perbincangan dari semua hal yang kita lakukan hari itu, kebodohan-kebodohan kita atau tingkah lucu anak didik elo…


Menurut gw’ elo itu kaya bintang pagi yang bersinar sendirian saat fajar’ menunggu matahari terbit tapi elo gak suka jadi bintang dan menganggap diri elo adalah pelangi yang hanya datang bila hujan turun kebumi’ kalo yang ini gw percaya! Karena lo emang hanya satu-satunya cahaya yang berwarna terang dalam hidup gw! Entah kenapa, gw selalu takut kalo elo marah hingga apapun perdebatan kita selalu elo yang benar tapi gw tau’ bahwa semua argumen-argumen elo itu gak tepat’ Apalagi kalo elo bilang bahwa hati elo seperti samudera yang selalu ada untuk menjadi tempat hanyut segala kesedihan gw, padahal lo itu gak akan pernah menjadi samudera, bagi gw elo adalah udara…


Dulu’

gw pikir lo itu lemah dengan segala kelemahan elo tapi ternyata lo jauh lebih tegar dari batu karang dilaut, lo lebih kuat dari besi baja’ lo emang membingungkan! Hingga hari ini gw gak pernah lihat lo nangis’ anehnya’ gw yang suka cengeng didepan lo dan hanya elo orang yang berani memaki gw pengecut saat gw pesimis, hanya elo’ orang yang berani memaki gw pecundang saat gw berdiri sombong tapi hanya elo juga satu-satunya orang yang datang dan memberi gw semangat saat gw lemah dan tak berdaya. Gw merindukan elo!

pernah dulu' gw punya harapan untuk selalu ada disamping elo sampai rambut elo seputih salju, gw pengen selalu menemani elo sampai tulang lo ringkih dan tua. Gw pengen selalu bersama elo sampai dunia ini tak layak lagi ditinggali, sayangnya.. gw gak pernah ikutin semua yang lo bilang dulu dan saat orang-orang bergerak maju’ gw masih tetap disini tanpa apa-apa lalu elo pun hilang di telan keramaian yang gemerlap..


gw kangen sama lo neh..

kangen sama semua kata-kata lo, ngambek-an elo, canda tawa elo, suara lo yg manja, senyum manis elo, gw kangen sama semua perdebatan konyol kita meski gak akan ada kata-kata lagi yang bisa terucap tapi gw yakin lo selalu tau apa yang gw lakuin sekarang’ seperti gw yang hanya bisa melihat elo dari kejauhan’

gw sedang bergerak menuju tujuan, hal yang harusnya gw lakuin dari dulu seperti semua saran lo yang gak pernah gw gubris waktu itu! Emang udah terlambat untuk mengulangi semua seperti dulu lagi’ tapi itu bukan hal yang harus gw sesali bertahun-tahun.


gw senang banget karena tahu lo bersinar semakin indah disana dan gw jauh lebih bahagia liat elo bahagia! Biarlah lo tetap menjadi langit dalam hidup gw’

Setiap hari’ saat embun pagi menitiskan air didedaunan maka seperti itu juga rasa kangen gw..



Terimakasih, pernah menjadi angin yang membawaku berhembus’

Hey kau’ musuhku yang manis… aku merindukanmu!

Artikel Terkait

0 komentar: