Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Wednesday, 7 October 2009

Pengakuan Sunyi

Jangan biarkan aku berdoa agar terlindung dari bahaya tapi biarlah aku menghadapinya dengan tak gentar!!
Jangan biarkan aku memohon agar kepedihan dihilangkan tapi berilah aku semangat untuk menaklukannya!!
Jangan biarkan aku mencari sekutu dalam pertempuranku tapi biarlah aku menemukan kekuatanku sendiri!!
Jangan biarkan aku mengharapkan agar diselamatkan tapi biarlah aku mengharapkan kesabaran untuk memenangkan kemerdekaanku!!
Buatlah aku agar jangan jadi pengecut yang mengharapkan belas kasihmu hanya dalam kemenanganku tapi biarlah aku mencari genggaman tanganmu dalam kegagalanku!!


"RABINDRANATH TAGORE"



Kisah ini kutulis untukmu’ untuk seseorang yang kini menjadi bintang,
Dari seseorang yang gagal menjadi matahari..

mereka tak akan pernah bisa membuatku tunduk, mereka tak akan pernah mampu membuatku patuh!! sebagaimana yang lain, aku jg akan kalah, tp hanya dalam pelukanmu' tempat terindah dan terbaik buatku untuk menyerah!!

barangkali aku memang terlalu urakan dalam tindakan-tindakanku, juga gagasan-gagasanku yang terdengar terlalu reaktif ditelingamu. aku berpikir bahwa kadang-kadang kau tidak akan memahamiku dan mempercayai betapa besar artimu untukku. adalah tidak mudah untuk memahamiku, pun menyakinkanmu juga begitu sulit. meski demikian' kumohon, saat ini percayalah. aku menyayangimu, hanya saja aku tak tahu bagaimana menyatakannya dengan benar hingga membuatmu percaya... maafkanlah!

kenyataan memaksaku berlari cukup keras belakangan ini, hingga untuk diri sendiripun rasanya juga terlalu keras, ya' terlalu keras pada diri sendiri ternyata berdampak buruk sekali. aku mengalami keletihan eksitensi, dipuncak imajinasiku semua malah hilang, kehampaan ini mungkin juga dialami oleh orang lain diluar sana. aku berpikir, sudah cukup kuat untuk menghadapi dunia sendirian walau kutahu tak ada lagi yg bisa kau pertahankan dari diriku, semua kegagalan-kegagalan ini seakan menertawakanku. kemalangan yang justru membuatmu semakin yakin bahwa jalan yang kutempuh ini salah, ironisnya, aku masih juga berlagak kuat didepanmu.. aku yakin kau tahu ‘bahwa aku tidak pernah ingin terlihat lemah' mungkin budaya patriarki masih mengakar kuat dalam masyarakat kita bahkan untuk orang-orang yang memiliki gagasan revolusionerpun masih belum bisa melepaskan dogma "kamu lelaki, jangan nangis!" tapi aku bukanlah di perdebatan itu' bukan tidak ingin menangis tapi aku sudah bosan untuk itu!! aku sudah terlalu sering mengeluarkan rintihan-rintihan itu dan kuyakin, kau pun terlalu jenuh untuk memberikan masukan-masukan yang tidak pernah kudengarkan, kesadaranku akan itu justru datang ketika kau tak lagi disini... dan karena itulah aku mengeluarkan air-mata ini.

akhirnya, aku sampai juga dititik ini, titik dimana semua gairah hilang dan menyatu dalam dinding yg meledakanku seperti dinamit, di titik ini, aku tak mau lagi berpura-pura, menyembunyikan semua kesedihanku dalam kemarahan-kemarahan. aku tidak perduli mereka menganggapku cengeng, aku sudah bosan dengan retorika bahwa laki-laki harus kuat, laki-laki harus terus menjadi penopang dan sangat tidak mungkin untuk menangis.. itu omong kosong!! tokh, tangisanku bukan tentang kekalahanku menciptakan surga yang jauh dari campur tangan system ini. bukan tentang itu!! tangisanku adalah tentangmu… aku berpikir, kita begitu berbeda, cara pandang, kelas social juga visi-misi dalam memandang hidup tapi kita dipertemukan oleh perasaan yang sama’ kita disatukan oleh letupan hasrat yang sama’ sayangnya gejolak hasrat itu sudah harus terkubur. karena itulah aku disini, menangis seperti hujan sore ini!!

ketika aku pelik berkutat dengan pertentangan-pertentangan emosiku, kau malah semakin terlihat menjulang dengan kegemerlapanmu, dunia yang kau pilih berhasil mengantarkanmu menjadi kuncup mawar, harumnya membias kemana-mana, dihirup oleh banyak orang. sungguh menyenangkan mengetahui itu, meski kadang-kadang aku dibujuk keserakahan untuk menikmati harummu seorang diri saja walau kutahu itu sia-sia. keinginan ini masih menggelitikku meski tak ada lagi harapan akan itu. barangkali sudah harus kubiarkan kenyataan menamparku bahwa kau tak lagi disini seperti dulu…

kali ini, aku datang dengan semua kekalahanku, aku kalah, karena gagal menjadi seperti inginmu tapi aku menang karena berhasil mengakui ini, aku berhasil memenangkan pertempuranku, bahwa ternyata’ aku salah utk terus-terusan berpura-pura hebat didepanmu, rasanya aku hanya cukup mengatakan, bahwa pergilah, karena aku justru tidak bisa menjadi diri sendiri ketika kau disini, aku gagal menjadi orang bebas malah ketika tangan kita saling menggenggam,. saat ini, inilah aku dengan jalan yang kupilih, maafkan aku, tidak pernah mampu menjadi cahaya yang menerangi langkahmu

Artikel Terkait

1 komentar:

Unknown said...

Kau bisa membuatku terpikat lewat karyamu, itulah Kau EL...