Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Friday, 19 March 2010

HALTE SALEMBA *ketikasenyummutaklagidisini...







karena tak ada yang lebih indah darimu, maka ini kubawakan cermin untukmu, memimpikan air tidak akan menghilangkan rasa haus, ketika datang ke gunung buatlah suara indah karena bunga-bunga dan pepohonan tak akan mekar di musim gugur......

(Arr Rumi)




(Review I)


Materi di kelas filsafat waktu itu, apa yaa?? Hmm… sepertinya membahas Heidegger atau barangkali origin speciesnya Darwin, duhh… Gw lupa! yang bisa gw pastikan’ lo memakai kemeja berwarna pink dengan syal di leher dan gw memakai kaos berwarna hitam yang bertuliskan “boikot pemilu dan berontak bersama kami” hehehe… tulisan itulah yang membuat kita jadi dekat karena setelah membaca tulisan itu, elo berani menyapa gw hingga kita terlibat dalam pembicaraan akrab dan esoknya lo ngajak gw demo! Haha, Tau gak lo’ Sebenarnya gw sering nyuri-nyuri pandang sama elo lagee’ sejak awal masuk cuma tengsin aja bila mau kenalan duluan.. .hehehe!

Itu dulu, waktu gw nulis lagu tentang gadis manis pemilik rosario beberapa tahun lalu, ada kisah lain terselip di sana, lagu ini gak pernah selesai meski tiga botol beer tergeletak di sisi meja, tak sangka kita jumpa lagi, akhirnya gw ambil gitar dan pena lalu melanjutkan lagu ini, tak perlu selesai seluruhnya, hanya agar dia tahu, kalo lagu ini masih tentang dia juga tentang sebuah halte disalemba…


SCENE 1


Ingat gak…
“tunggu aku jam 6 sore di halte UI salemba” itu ucapmu di telepon siang itu. Sumpah mati!! Gw berjingkrak kegirangan seperti mendapat tiket gratis konser AC/DC.. hahaha’ gw udah membayangkan, nongkrong di sisi jalan sambil makan nasi goreng pedas, bercerita kita tentang apa saja! Menyenangkan….
Seharian itu gw merasa alam semesta berpihak sama gw dan bayangan elo tetap aja membekas meski selimut malam datang, saat tertidur gw masih saja tersenyum dan malam itu gw bermimpi, Janis Joplin datang lalu menaburkan bunga di dalam kamar.
Esoknya…
hujan keras gak henti di atap kamar, Jakarta oh Jakarta, setengah gila, gw phobia akan janji kita! Duh.. kenapa hujan gak berhenti-henti’ bisa batal nieh! Aow! Hehehe…
Gw kutuk hujan, awan, dan mendung! Biarin aja Jakarta banjir besok, gw rela, hancurin isi kamar gw juga istana presiden. Persetan!! asal jangan hari ini, please…
jam 3 lebih sedikit, hujan mendadak berhenti!
then..
jam 6 kurang 15 menit gw udah di halte salemba!
Sebuah bis muncul dari arah selatan, lo datang tepat jam 6! Switer bergaris-garis putih mendekap tubuhmu, senyum manis riang disana meski sisa-sisa kelelahan jelas tergambar di dahimu yang bersih, waktu serasa berhenti saat kugenggam tangan elo! “ udah lama nunggu” itu katamu, garis-garis tipis dibibir mu selaras dengan warna senja! Lo cantik banget…


(Review II)


Gramedia di daerah matraman paling sering gw kunjungin, toko buku itu pernah menjadi tempat favorit untuk menjumpai elo, pun saat-saat terakhir sebelum kisah ini berakhir tanpa titik, waktu itu’ gw jemput elo disana dan dengan bajaj kita menyusuri manggarai menuju sebuah LSM di tebet, meski pengap suara knalpotnya memekakan telinga, masih juga gw membual tentang musik rock… hahahaha! harusnya gw genggam tangan elo yaa! Waktu itu elo berkemeja putih seperti peri dari kayangan….

Ini dulu’ waktu gw nulis esay tentang gadis manis pemilik rosario’ dia anggun seperti bintang pagi, diantara gemerlap jakarta’ dia malah lebih bercahaya dengan segala kesederhanaan yang ada, waktu itu musim hujan dan kota ini tak henti di guyur hujan, esay ini seharusnya gak pernah selesai meski dua botol vodka tumpah ditenggorokan gw, ini masih tentang dia dan hanya tentang dia….



SCENE 2


Basa-basi sebentar lalu gw ngajak lo nongkrong di warung kaki lima depan pasar paseban, nasi goreng pedas sungguh terasa nikmat tapi duduk bersama lo’ jauh lebih indah.. hehe! Sejak semalam gw udah wanti-wanti pada diri gw, kalo hari ini’ gw gak boleh membahas social politik sama elo, gw pengen berkisah tentang pelangi, tentang sebentuk senyum manis dibibir elo yang merah, tentang mimpi-mimpi elo, anehnya: gw gak punya daya untuk itu padahal lo udah memberi tanda untuk pembicaraan-pembicaraan yang melankolis, gw malah mengalihkan dengan obrolan-obrolan tentang social politik! Gw begoooo banget! Sumpah, gw sesali itu hingga hari ini….
Mungkin gw gugup! Salah tingkah! Terkutuklah gw…
Padahal kisah filsafat dan isu politik itu udah sering banget kita bicarakan di hari-hari sebelumnya, harusnya malam ini ada hal yang berbeda! Harusnya gw kasih tau elo” kalo lo tuh sering datang dalam tidur gw, kalo elo betah banget nongol dalam pikiran gw, kalo elo tuh manis, wuidih!! Haha….



(Review III)


Hey! Gw pernah pake cara paling norak untuk ngungkapin perasaaan gw dengan meminjamin elo buku! Hahaha, kata-kata yang harusnya gw katakan sore itu di salemba gak sempet terucap tapi gw tuntaskan pada secarik kertas yang gw selipkan di buku yang lo pinjem dari gw, judul buku itu “The First Kiss For God” - dan saat gw pinjemin ke elo, gw sisipkan kertas berisi untaian-untaian kekaguman gw sama elo! jadul dan norak banget gaya gw yaa?? Hahaha… Oh iyaa!! Lo juga pernah minjemin gw buku yang berjudul -Tuhan dan Agama Dalam Dunia Postmodernisme- buku itu masih gw simpen loh! Hahaha, gak sempet gw balikin.…

Ini dulu, waktu gw melukis panorama tentang seorang gadis manis yang anggun, tulus sederhana dan dia cantik sekali! saat itu kami masih serupa kanak-kanak’ kerikil di aspal, pengamen di bis kota juga lorong di sebuah rumah kost anak-anak jalanan dikalimalang menjadi selekta yang pernah ada diantara kisah ini, lukisan itu tiba-tiba jadi buram dan merambat seperti akar pepohonan sampai akhirnya berhenti di sini padahal anggur merah senantiasa menertawai cerita ini’ barangkali ini hanya kisah tentang lupa….




SCENE 3


banyak lagi moment setelah hari itu, ada banyak warna, ada yang indah tapi ada juga caci maki, ada kesal, benci walau ada juga harapan dan puncaknya malam itu’ pada sebuah perdebatan (pertengkaran yang konyol tepatnya) disebuah warung tenda kaki lima kawasan menteng, entah mengapa’ gw menyerang semua pembelaan-pembelaan lo, bersama dua orang teman yang berusaha untuk bersikap netral malam itu, gw tahu! Lo kesal dan benci banget atas semua kalimat yang gw ucapkan dan mungkin gak akan pernah ada kata maaf lagi, hahahaha…
hingga elo pun hilang di telan ibu kota dan gw gak pernah ketemu elo lagi sampai akhirnya facebook mempertemukan kita’ ahay! (thanks mark zuckenberg, untuk situs ini’ hahaha)
Semua pun udah banyak yang berubah elo makin cantik, makin cerdas, makin mapan, makin bersinar dan gw rasa lo sudah gak sesederhana dulu lagi’ lo menjelma dalam mimpi megapolitan! sementara gw makin durhaka, makin jalang, makin tersesat…
Semua udah banyak berubah!!
satu hal yang gak akan pernah berubah’
halte di salemba itu’ selalu mengingatkan gw pada garis tipis yang mengukir senyum di bibir elo…

Wednesday, 17 March 2010

PANJANG UMUR ROCK & ROLL...!!




They say that you play too loud, well.. baby that's tough. They say that you get too much can't get enough. They tell you that you look a fool and baby I'm a fool for you. They say that your mind's diseased, shake your stuff and it's a Rock 'N' Roll Damnation, Ma's own whippin boy, Rock 'N' Roll Damnation, take a chance while you still got the choise. You say that you want respect, honey for what?? For ev'rything that you've done for me, thanks a lot... Get up off your bended knees, set your mind at ease, My temperature's runnin hot. oh, I been waitin all night for a bite what you got... -(AC/DC - Rock & roll Damnation-)

kawan...
kita sudah sampai di titik ini, sudah banyak hal yang kita korbankan hingga berada disini. air mata, keringat bahkan darah mewarnai perjalanan kita, lalu mengapa kita harus perduli pada opini mereka yang menyesatkan dan mengapa kita harus berhenti. kita sudah jauh melangkah sudah tak ada guna untuk kembali!

tokh.. mereka tidak pernah tahu apa yang sudah kita lakukan, mereka tak akan pernah perduli pada tetesan keringat di dahi dan luka yang membekas di kaki kita, mereka tak akan tahu berapa banyak hal yang telah kita korbankan hingga kita masih tetap berdiri sampai hari ini, kita akan tetap berpesta sampai kelamin kita berdarah, menikam malam tepat ditenggorokannya dan memberi seribu cinta pada langit!
ini musik kita, ini lagu kita!! biarkan saja mereka memberi kita review buruk, preseden yang memuakkan tapi mereka tak akan pernah bisa melarang kita memainkan rock & roll... persetan mereka!

matikan TV dan taburkan serapah pada bintang-bintangnya karena kepercayaan kita sudah habis! jimi hendrik sudah mati, janis joplin sudah terkubur, sudah tak ada lagi avatar, pun rockstar di TV dan majalah' mereka itu serupa patung yang hadir dalam ilusi. tak akan kita bingkai kebodohan untuk percaya pada para pembual itu! kita sudah disini kawan, para pahlawan sudah habis, kita lah pahlawan untuk diri kita, kitalah pencipta sejarah...

lihatlah...
matahari sudah hampir terbenam tapi pesta belum juga selesai, orang-orang masih bernyanyi menari dengan bebas dan kitapun akan selalu ada disana, menari-nari dengan warna kupu-kupu, memainkan musik yang kita cintai, menyuarakan harapan dan mimpi-mimpi kita...

karena di sudut lain kota ini....
ada juga ketergesaan dari balik gedung-gedung megah, ruang yang menyimpan kebosanan' ditengah diam para pekerja yang terasing dalam rutinitas' ada bos, ada perintah juga ada peraturan!
sedangkan kita disini' asyik berpetualang menikmati hidup yang singkat ini, tak ada bos, tak ada perintah hanya amplifier, beer, pelukan hangat, distorsi gitar, gebukan drum, betotan bass, nyanyian yang bersatu dalam nada dan ini lah rock & roll...

sisa malam ini akan berakhir diatas ranjang! marilah kita berbincang tentang hal-hal yg kita sukai' tentang mimpi-mimpi yang lama atau gadis-gadis yang kita jumpai sore tadi tapi semua itu tidak lebih menyenangkan dari beer yg terselip di almarimu' keluarkan saja dan muntahkan!!
tak usah lagi kita mencari kebijaksanaan di dalam buku para guru, teks-teks filsafat ataupun kitab orang suci, tidak akan pernah bisa kita temukan karena kebijaksanaan hanya ada di dalam jiwa kita yang merdeka!

kita akan terus berpesta, merayakan hidup sampai jim moris bangkit dari kubur dan memberi penghormatannya diatas kekalahan kita...
mari kita putuskan saja jembatan dari masa lalu, untuk hari ini juga besok yang masih misteri!
angkat gelasmu tinggi-tinggi dan teriakanlah.....
...PANJANG UMUR ROCK & ROLL...
hanya itu satu-satunya yang akan membuat kita bisa hidup seribu tahun lagi...


daaamm!!
PANJANG UMUR ROCK & ROLL...
PANJANG UMUR ROCK & ROLL...
PANJANG UMUR ROCK & ROLL...

Tuesday, 2 March 2010

Episode Kali Ini....




“Free love? As if love is anything but free. Man has bought brains, but all the millions in the world have failed to buy love” (Emma Goldman)

Kau pasti tahu..
bahwa kita pernah berada ditempat ini, berlari-lari diantara pepohonan, bergelayut di tiang jalan dan lampu-lampu kota. Sesaat setelah rimbun hujan yang gelap berakhir dan anak-anak kecil berambut cahaya mengajak kita menyulut bianglala! Segalanya indah saat kusadari sejarah bermula ketika senyum merekah dibibirmu…
Barangkali kita memang seharusnya disini lagi…
menyanyikan lagu-lagu yang kita sukai untuk menyingkirkan segala caci maki, betapa banyak waktu yang terbuang karena kebodohan-kebodohan kita, aku berharap dalam bilangan detik arak-arakan pelangi kembali ada di matamu, ku kutuk diriku atas airmata yang kuciptakan disana, aku menyesalinya!
Dan diantara riuh rendah hari yang tersembunyi oleh bising mesin kota, aku memikirkan semua itu, tlah ku letakkan semua yang kupunya di sana dan aku tak lagi punya apa-apa…

Gerimis …
Aku berjalan mengikuti bintang yg menuntun arahku, menuju pulang, walau aku tidak pernah bisa menerka kemana akhirnya, aku hanya berharap ketika sampai nanti, kau ada didepan pintu menyambutku dengan senyum manismu…
Hujan sore tadi masih membekas pada aspal dan rerumputan, sempat kulihat siluet dirimu melintas diantara labirin lalu menertawai ketidaksadaranku, aku percaya ketika pagi nanti, sisa alcohol di gelas akan menjadi embun yg terselip diujung daun lalu mengukir liur dibibirmu, ada namamu berderai diantara gerimis lalu menguap dan jatuh di tanah yang basah, rintik hujan inilah yang akan mengabarkan rindu ini sampai ke jantungmu agar maaf untukku tak lagi bisa kau perdebatkan’ aku menyayangimu seribu tahun…

“Love is a promise, love is a souvenir, once given never forgotten, never let it disappear.” (John Lennon)


Dear…
ini aneh, berada disini lagi, tempat yang sudah lama aku tinggalkan, jalan ini memang bukan jalan baru, namun sepasang kakiku adalah kaki yang pernah kupakai sebelumnya untuk menemukanmu, meski aku tak akan tahu apa yang harus kuhadapi disini, tapi akan kucoba meski kau berada di jalan yang berbeda! ingin kurobek langit lalu ku sibak pintu galaksi agar aku tahu isi segala juga mengenai takdirku! Akan kususuri ketidaktahuanku agar bisa kusingkap tirai yang membelenggu kebekuanmu seperti batu-batu salju di kutub utara, aku berharap peradaban ini hancur agar batu-batu itu melepuh’ beri aku maafmu seperti zaman es berakhir dan kehidupan baru dimulai…

Kau pasti tahu..
bahwa kita pernah berada ditempat ini, suasana pegunungan yang syahdu serta hangatnya udara pesisir, menyusun harmoni yang lembut dari harum tubuhmu, rambutmu yang terurai laksana lukisan alam yang maha sempurna, sedangkan diriku’ seperti akar yang haus lalu meresap dalam gelap mencari cahaya dalam getir memburu mata air dipadang gersang, mencoba tetap tegak berdiri, berusaha untuk selalu teduh sebagai penyubur kering dedaunan, dan di rumput beratus warna terlihat danau syahdu para pemancing sunyi membawa jeritku mengadu tapi sampai badan habis dimangsa waktu tak sampai-sampai juga teriakanku, tak pernah sampai ke lubuk mahasunyimu, rindu ini membunuhku…

“You, yourself, as much as anybody in the entire universe, deserve your love and affection.” (Buddha)


Aku masih mengingat perjalananan kita diwaktu lalu….
“Keheningan dan panorama di sini akan memberimu kedamaian,” ucapmu senja itu. aku tahu kau hanya berusaha mengatasi keraguanku. “berapa jauhkah perjalanan kita kala memulai hidup dengan segala upaya untuk meraih kegemilangan tanpa harus berada di sisi kota, bukankah kau tahu’ aku selalu menginginkan kebebasan??” tanyaku! Kau tertawa seakan menertawai ketakutanku, “hujan kencang juga angin menderu dari gunung diatas sana, segala mungkin terjadi... siapkan nyali! bertempur seperti badai samudera karena kita tiada tahu esok hari” Kutatap dirimu dan kau memandangku dengan tatapan hangat, “yakinlah!” katamu lagi, lalu kecemasan menghilang, akupun yakin bersamamu segalanya akan baik-baik saja….
Tapi kini kau pergi dan semuanya tidak pernah menjadi baik!
suasana itu kurindukan’ dirimu yang tak pernah lelah memeluk tubuh kotor ini, dirimu yang selalu ada saat semua berlari meninggalkanku, dirimu yang membuatku selalu tegar meski dunia menuduhku pengecut! Akh.. Betapa waktu berjalan tanpa belas kasihan, meninggalkan begitu banyak cerita, begitu banyak kenangan, begitu banyak pedih dan aku kehilanganmu! kukutuk diriku untuk setiap tetes air matamu, kumaki diriku atas luka yang kutancapkan di sana…


Aku harap kau tahu…
Saat ini sudah kutanggalkan jubah kesombongan yang megah, ternyata tidak ada tiada guna pergi jauh menggapai langit tinggi, sudah tak ada gunanya lagi menaklukan rintangan-rintangan! Lelah sudah kakiku melangkah dan disimpang jalan selalu kutemui sistem dan berbagai ideology yang mengamuk di negeri antah berantah, aku hanya akan terus bernyanyi, menulis sajak akan indahnya hidup’ lalu menjadi cahaya pada setiap langkah yang kau lewati’ Karena hanya engkau satu-satunya alasan perjalananku, kau yang anggun, mempesona tanpa polesan’ dan sungguh kesederhanaanmu melumpuhkan segala mazhab di benakku!
Aku merindukanmu seribu tahun…


“I have found the paradox that if I love until hurts, then there is no hurt, but only more love.” (Mother Teresa)


Dear..
beri aku maafmu! biarkan aku bisa masuk lagi kehatimu yang damai, hatimu yang tenang seperti rumah dengan telaga air jernih, dikaki lembah dan gunung-gunung hijau, rumah yang berdinding kehangatan’ dihiasi ketulusan, aku ingin sekali lagi masuk kesana dan tak harus keluar lagi, dimana aku bisa menetap untuk waktu yang lama hingga aku bisa mengalahkan waktu, dan selamanya memilikimu…
Selamanya memelukmu…..



* java, akhir februari 2010
gerimis hujan telah habis maka habis pula secarik imaji tapi aku takkan berkelit menunggu musim berganti...

Wednesday, 17 February 2010

RESTORASI: aku hanya ingin benar-benar hidup...




"Hanya bila kita benar-benar sadar dan mengerti bahwa waktu kita di dunia terbatas dan bahwa kita tak punya cara untuk mengetahui kapan waktu kita habis, kita akan menghayati setiap hari dengan sepenuh-penuhnya, seolah-olah hidup kita hanya tinggal sehari itu" (Elisabeth Kubler-Ross)



Aku hanya ingin hidup!! Benar-benar hidup, merasakan semua kehidupan sebelum aku benar-benar mati….


Aku tahu kawan…
Aku tidak hidup di taman firdaus dengan nyanyian burung di pagi hari bersama harum bunga, sejuk embun, warna bianglala dan orang-orang yang tersenyum tulus. Aku tidak hidup di negeri pelangi yang berisi wewangian, tidak ada puja-puji damai, bau alami tanah, gunung dengan panorama indah, angin dingin yang menerpa senja, laut biru dan manusia-manusia bijaksana tanpa keserakahan, aku tidak hidup di lintasan awan dalam dongeng yang menyajikan segala kesejukan, solidaritas, persahabatan abadi, aku tidak berada dalam surga itu, aku tidak hidup disana!!
Kenyataannya aku hidup disini, tanah yang bertuan, tanah yang sejak sejarah dimulai para tuan sudah mengklaim memiliki tanah ini, tak ada ketenangan, tak ada kedamaian apalagi kebebasan!!
Aku tahu kawan, aku sadari itu…
Aku hidup didunia dan setiap hela napasku, aku dipaksa untuk memiliki ijin atas-nya, aku berada dalam sebuah perahu besar yang didalamnya aku di data, di register, di periksa, di control. Aku hidup didunia yang tak lagi memiliki emosi, dimana manusia sedang antri di mesinkan, menuju hidup yang mati. Aku hidup di dunia dengan segala kebosanannya, setiap aktifitas harianku kini mulai diserang oleh rasa muak. Aku hidup didunia dengan orang-orang besar yang membuat bangunan besar sambil mengekebiri orang kecil dengan dominasi disemua lini: seperti sebuah penjara yang didalamnya ada hirarki, privilege dan gap-gap yang membatasi langkahku menuju matahari kebebasan,
aku hidup didalam imperium diam berjuluk peradaban. Ironisnya: aku hanya sekedar batu bata yang menopang tembok mereka terus berdiri...
Aku mungkin juga adalah kamu!!
Dan hari ini, hampir tidak ada lagi yang bisa dipercaya, tak ada pengetahuan progresif, tak ada gagasan-gagasan revolusioner semua itu komoditi yang bisa diperjual belikan bahkan untuk ide-ide pemberontakan tak lebih dari sebuah sensasi. Seberapa besar perubahan yang di tawarkan untuk menghadapi realitas ini, seberapa kuat pengaruh dari teks, naskah, manuskrip atau dalil-dalil yang menggelora, menggetarkan dada tapi hancur ketika keluar dari pagar rumah!
Jejak hidup selalu berisi pengalaman, untaian kata manis, kepalsuan dengan kebenaran yang dipaksakan, begitu banyak hal yang dipelajari dalam hidup, berapa banyak ideology yang tercipta, mazhab, paham ataupun isme-isme yang katanya untuk memperjuangkan kemakmuran, persamaan dan keadilan tapi apakah semua itu bisa mengusir kejenuhan?? Mengapa ada kejenuhan? Mengapa rasa bosan dan keterasingan begitu dekat? Bahkan lebih dekat daripada napas! Mengapa….
Lihatlah disekeliling: para intelektual baik kiri, kanan ataupun abu-abu mencoba menalar dunia, menganalisa segala hal, perdebatan social politik, ekonomi ataupun budaya, para ekonom menganalisa modal, aset-aset yang dinasionalisasi, bursa saham, pertentangan dalam teory ekonomi klein, adam smith, pertumbuhan ekonomi di amerika, di soviet, di chili, di venezuela, di italia, di perancis dan sebagainya, lalu yang lainnya sibuk mengkaji gerakan perubahan sosial, kemajuan demokrasi baik liberal maupun demokrasi proletariat*, memilah-milah demokrasi di eropa dan diasia, pun para budayawannya sibuk berkutat dengan teory kemajemukan, otentitas kesenian, peralihan antara budaya tinggi dan budaya rendah, budaya massa dan budaya rakyat, disisi lain, para petinggi-petinggi moral berubah menjadi fasis dengan mengklaim kebenaran sebagai miliknya! Apakah tesis-tesis mereka bisa membebaskan kita? Apakah semua sintesis dari dialektika mereka mampu membuat kita bahagia? memberi keadilan, bah!! Omong kosong!! untuk memberi keadilan saja tidak akan mungkin apalagi untuk menghapus rasa bosan?? dan mengapa para pecundang itu ada???
Karena kapitalisme tidak hanya membuat korporasi besar over produksi tapi juga menciptakan para politisi, intelektual dan budayawan: mereka itu adalah anak kandung dari system yang mereka lawan sendiri!!
Mempercayai mereka sama saja menghamba pada raja-raja baru! Biar saja mereka memberiku label sesuai kehendak mereka, liberal yang radikal, atau bahkan dicap borjuis! Persetan dengan semua labelitas itu! Berusaha sebisa mungkin untuk hidup tanpa pengharapan, apa itu mungkin?? tanpa terjatuh dalam keputusasaan radikal? Apakah masih ada alasan untuk hidup terus apabila tak ada harapan atasnya! Begitu sulitkah untuk lepas dari belenggu kebosanan, rutinitas hidup yang monoton…


"Nilai-nilai objektif menguasai diri kita: kita menjadi budaknya. Maka ketika kita menyingkirkan ilusi tentang kebebasan, kita dibebaskan. kebebasan absurd adalah membebaskan! tetapi hal itu juga absurd karena kebebaan absurd itu meninggalkan diri kita sendirian tanpa makna" (Albert Camus)




Ketika peradaban timur bergerak ke barat dan peradaban barat menguasai timur, mitos-mitos pun bangkit dari dalam kabut waktu. menguasai pemikiran banyak orang lalu melahirkan segala doktrin yang bermetamorfosa bahkan dalam ide-ide yang diklaim sebagai agen pembebasan!!
Bagiku: tidak akan pernah ada kebebasan, persamaan, keadilan bagi manusia selagi mereka tetap mempercayai peradaban, segala teory revolusi, perubahan social, dalil-dalil ekonomi tak akan menemukan pembebasan total, tidak memberi pengaruh apapun pada kemerdekaan individu, itulah yang utopia!! Penindasan ini sistematik dan telah dimulai sejak manusia mulai hidup menetap, lalu melembaga ketika manusia mulai belajar menggunakan mesin!
Mengapa marx gagal? Mengapa berkman bunuh diri? mengapa soviet runtuh? Mengapa china malah menjadi otoritarian? Mengapa insureksi di spanyol, yunani tidak membuahkan apa-apa?? Mengapa kapitalisme menang dengan terus memodifikasi dirinya? Mengapa?? Mengapa?? muntahkan pertanyaan dan kubur jawabanmu!!
Penindasan ini, ketidakadilan, kebusukan ini di topang oleh peradaban!! Dan bagiku:
siapapun mereka yang bicara tentang revolusi, perubahan social tapi percaya pada peradaban maka semua slogannya itu hanya akan menjadi sampah diselokan!!
Sampai kapan orang akan menyadari hal itu? sampai bumi sudah tidak layak lagi untuk ditinggali, sampai semua janin manusia dieksploitasi, sampai seluruh isi bumi habis? Sampai kapan? Adakah yang bisa menjamin 1000 tahun lagi bumi ini masih menyisakan kehidupan? Kutub es mencair, atmosfer menipis? Kehidupan bawah laut hampir habis, terumbu karang mendekati kepunahan! pada suatu hari kelak kondisi sebenarnya dari eksistensi manusia akan terlihat, buah ketika bumi ini hanya komoditi bagi system yang tidak punya mata. Kematian akan tampak sebagai alienasi fundamental eksistensi manusia! Dan apa lagi yang bisa dihasilkan dari peradaban ini? apalagi selain… onani!!
Lalu…
Apakah aku harus membenci peradaban? Apakah aku harus berdiri dibelakang Zerzan, mengikuti jejak Theresa Kintz, mengiyakan mereka yang menolak peradaban dan bergabung dengan para aktivis hijau di pedalaman? Semua pertanyaan itu tidak akan menemukan jawaban' Tidak akan!!
Aku bisa saja memilih jalan lain….
Apakah aku kalah? Apa ini apatis? Bukan! Ini bukan pesimistik, ini sikap! berapa harga yang harus dibayar untuk mengusir rasa bosan dan keterasingan? Hidup diantara orang-orang yang masih percaya akan adanya pahlawan, menunggu penyelamatnya, Melarikan ketidakberdayaannya dalam altar-altar! Apakah ada yang bisa merubah nasib seseorang selain dirinya sendiri? berlalunya waktu berarti juga berlalunya kehidupan dan itulah akhir masa depan, dan apakah yang dirindukan itu adalah yang harus ditolak???
Dan apakah aku harus kalah? Menyerah pada nasib kelahiranku lalu mulai ikut arus…
apa ada stimulus dari semua ini… tentu saja ADA kawan!!
kebahagiaan, kegembiraan dan ketenangan dalam menghayati kehidupan dengan kesadaran pada kondisi bahwa disemua lini kehidupan ini tengah terjadi proses mekanisasi. Konsekuensi dari penghayatan itu adalah membangkang, Pembangkangan bukan aspirasi atau dalam pengertian yang semantik, pembangkangan tidak melulu menciptakan harapan karena kebebasan yang diperjuangkan bukanlah kebebasan metafisik yang diturunkan dari langit, Kebebasan bukan kemampuan berkehendak! Tapi etos yang menghancurkan kehendak untuk berkuasa dan pembangkangan adalah kepastian menghancurkan nasib...

Pada akhirnya:
aku hanya ingin merdeka, menjadi manusia bukan mesin! Aku ingin merasakan semua emosiku hadir sempurna, menyelami semua mimpiku, menikmati senja, sunset yang bergerak menuju bulan, menghirup semua pengalaman, meresapi harum bunga saat pagi beserta orang-orang yang kusayangi dan menyayangiku, berapakah harga yang harus dibayar untuk itu?? apakah aku harus menyerahkan diriku untuk dijadikan komoditi?? Tidak….
Aku memilih melarikan diri!!
Aku menghindar! aku tidak mau berdiri dibarisan orang-orang yang menunggu aba-aba. Aku melarikan diri dari proyek besar penyeragaman’ aku tidak mau menyerah pada kekuatan yang hadir dalam persepsi kebanyakan orang, sejarah yang dimanipulasi, pengetahuan yang dikooptasi, kebutuhan palsu yang dipaksakan dan kesemua itu ada di setiap ruang, di susupkan melalui warna mereka, kata-kata mereka, bunyi-bunyian mereka juga suara mereka yang tentu saja menghasilkan pemikiran seperti yang mereka inginkan! Aku menolak untuk berada dibarisan itu…
Aku memilih menciptakan ruang dalam hidup harianku, menciptakan surgaku sendiri bersama mereka yang masih memiliki ketulusan di tengah imperium yang diam ini, menulis sejarahku sendiri karena sejarah bukan hanya tentang mereka yang menang perang, juga bukan saja tentang diriku tapi juga tentang mereka yang menangis dan tertawa bersamaku, sejarah bukan tentang jenderal-jenderal besar tapi juga tentang mereka yang kecil dan tertindas…

Aku hanya ingin hidup, benar-benar hidup sebelum aku benar-benar mati!

Hidup adalah pilihan, hidup bukan tentang menjadi siapa, berada dimana tapi hidup adalah proses menjadi! peradaban ini seperti kutukan yg memaksa manusia jatuh dalam keterasingan yg lebih mengerikan dari kematian dan hanya dengan terus berpetualang dan melakukan hal-hal gila merupakan satu-satunya cara untuk membuat hidupku penuh warna, jauh lebih indah dan terasa mengagumkan!
Untuk itu aku memilih menjadi orang bebas…