Interstellar
Sutradara: Christopher Nolan
Produksi: Warner Bro’s, Paramount
" Marahlah pada cahaya yang mulai meredup, usia tua harus membara dipenghujung jalan, jangan masuk pada malam indah dengan cara yang mudah"
Saya curiga, Christopher Nolan bukan manusia tapi mahluk dari planet luar. Sutradara berkebangsaan Inggris dan Amerika ini seakan terobsesi hidup digalaxy lain, deretan film yang disutradarainya seperti melewati batasan batasan imajinasi. Kegilaan Nolan adalah kegeniusannya, kegilaan yang membuatnya pantas diperhitungkan dalam dunia perfilm-an, sebut saja Memento (2000), Insomnia (2002), Batman Begins (2005), The Prestige (2006), The Dark Night (2008), Inception (2010), The Dark Night Rises (2012) dan yang terbaru Interstellar adalah bukti, sutradara buta warna (merah-hijau) ini benar benar percaya jika akal manusia mampu menyingkap rahasia semesta.
Interstellar adalah film yang terilhami dari teori relativitas fisikawan Kip S Thorne mengenai Wormhole (lubang cacing) dan medan gravitasi. Kip S Thorne meyakini bila Wormhole (lubang cacing) adalah medan yang mempunyai gravitasi kuat dan dapat dipakai sebagai mesin waktu.
Film ini dibintangi oleh Matthew McConaughey, Anne Hathaway, Matt Damon, Jessica Chastain, Mackenzie Foy, Casey Affleck, Michael Caine, Topher Grace, Wes Bentley, Ellen Burstyn, Bill Irwin, John Lithgow, David Gyasi, Timothee Chalamet, David Oyelowo.
Tersebutlah, ketika bumi terancam tak lagi layak untuk dihuni. Badai debu dan krisis makanan memaksa manusia harus mencari alternatif lain diluar bumi untuk ditinggali. Cooper (Matthew McConaughey), duda yang ditinggal mati istrinya adalah mantan pilot NASA yang menjadi petani dan tinggal bersama ayah mertuanya, anak laki lakinya dan putrinya yang berumur 10 tahun bernama Murphy (Mackenzie Foy) .
Murphy, bocah perempuan yang sangat dekat dengan ayahnya percaya kamarnya dihantui dan hantu itu mencoba berkomunikasi dengannya. Pada awalnya Cooper mengabaikan celotehan putrinya namun ketika badai debu melanda rumah mereka, Cooper dan Murphy melihat pesan dari sosok tak berbentuk yang mereka sebut hantu itu, pesan yang dikirim dengan menggunakan gelombang gravitasi, pesan yang mengungkap koordinat biner dalam debu dan mengarahkan mereka menuju instalasi rahasia milik NASA yang dipimpin oleh Profesor Merek (Michael Caine ) .
Kedatangan Cooper ke instalasi rahasia NASA menjadi awal drama difilm ini, apalagi ketika Profesor Merek mencoba merekrut Cooper dalam misi Lazarus, misi untuk menjelajahi angkasa demi menemukan planet baru sebagai pengganti bumi yang sudah tidak lagi layak untuk di huni, profesor Merek mengungkapkan bahwa Wormhole (lubang cacing) ternyata diciptakan oleh suatu kecerdasan alien, kecerdasan alien itu menawarkan kesempatan bagi kelangsungan hidup manusia di planet baru. NASA telah mengidentifikasi tiga planet berpotensi untuk dihuni yang mengorbit dilubang hitam Gargantua.
Pada misi tersebut, Cooper bergabung dengan putri Merek, seorang ahli biologi Amelia Merek (Anne Hathaway), fisikawan Romilly (David Gyasi), ahli geografi Doyle (Wes Bentley) dan dua robot buatan cerdas, TARS (disuarakan oleh Bill Irwin) dan CASE (disuarakan oleh Josh Stewart). Keputusan Cooper bergabung dalam misi tersebut menghancurkan hati putrinya, Murphy. Perpisahan Cooper dengan putri kesayangannya pada akhirnya membuatnya mampu menembus rahasia ruang waktu
Film berdurasi hampir tiga jam ini memang cukup menyita konsentrasi. Bagaimanapun juga pilihan Warner Bro’s mempercayakan Interstellar kepada Christopher Nolan adalah keputusan yang sangat tepat. Apalagi adiknya Jonathan Nolan membantunya sebagai penulis scrip.
Interstellar, luarbiasa!
Artikel Terkait
Resensi
- The Dirt : Motley Crue dan mereka yg sudah selesai.
- Review Film Captain Marvel: Ketika Perempuan Menjadi Penyelamat Alam Semesta.
- Blackkklansman: Klu Klux Klan, Piala Oscar dan Rasisme
- Review Film Glass 2019: Trilogi ini diakhiri dengan cara yg keterlaluan, Anti Klimaks!
- ESCAPE ROOM: FILM BAGUS NAMUN GAGAL SEJAK ADEGAN PEMBUKA
- Review Film: Bumblebee: Sebuah Anomali dari delusi futuristic menjadi Human Psikologic
- Review film AQUAMAN 2018 : Contoh buruk ketika sebuah perusahaan tergesa-gesa dalam mengejar kompetitornya. Fatal dan Malpraktek.
- Review Film: Widows 2018: Tamparan pada Kesombongan politik kulit putih lewat nyanyian para wanita teraniaya
- Review Film Mortal Engines 2018: Visualisasi Klasik Perang Kelas di era Post Apocalyptik Pasca Digital
- Dalam Pertempuran Cebong versus Kampret, saya memilih menjadi Nyamuk.
- Spotlight: Film Mainstream paling Nekat yang menyentil Vatikan.
- Review Film September Dawn: Kisah Gereja Mormon dan Keberagaman Kita
- In The Heart of The Sea
- Reviews Film The Stanford Prison Experiment: Ketika Prilaku Manusia Diubah Oleh Kekuasaan
- Resensi Film The Longest Ride: Bahkan Nicholas Sparks memungut cinta di-Black Mountain
- Resensi Film: John Wick "Keanu Reeves memang ditakdirkan untuk menjadi keren!"
- Resensi Film: Left Behind "Film ini menegaskan kebangkrutan Nicolas Cage "
- Resensi Film: FURY "Perang adalah Neraka"
- Resensi Film: A Walk Among The Tombstones
- Resensi Film Dracula Untold "terkadang pahlawan adalah mereka yang dihujat seperti setan"
- Resensi Film: Annabelle "ini bukan film horor, tapi lebih konyol dari film drama"
- Resensi Film: The Maze Runner
- Resensi Film: Good People
- Perempuan-Perempuan Dalam Kerajaan Rock
REVIEWS
- The Dirt : Motley Crue dan mereka yg sudah selesai.
- Review Film Captain Marvel: Ketika Perempuan Menjadi Penyelamat Alam Semesta.
- Blackkklansman: Klu Klux Klan, Piala Oscar dan Rasisme
- Review Film Glass 2019: Trilogi ini diakhiri dengan cara yg keterlaluan, Anti Klimaks!
- ESCAPE ROOM: FILM BAGUS NAMUN GAGAL SEJAK ADEGAN PEMBUKA
- Review Film: Bumblebee: Sebuah Anomali dari delusi futuristic menjadi Human Psikologic
- Review film AQUAMAN 2018 : Contoh buruk ketika sebuah perusahaan tergesa-gesa dalam mengejar kompetitornya. Fatal dan Malpraktek.
- Review Film: Widows 2018: Tamparan pada Kesombongan politik kulit putih lewat nyanyian para wanita teraniaya
- Review Film Mortal Engines 2018: Visualisasi Klasik Perang Kelas di era Post Apocalyptik Pasca Digital
- Resensi Film: John Wick "Keanu Reeves memang ditakdirkan untuk menjadi keren!"
- Resensi Film: Left Behind "Film ini menegaskan kebangkrutan Nicolas Cage "
- Resensi Film: FURY "Perang adalah Neraka"
- Resensi Film: A Walk Among The Tombstones
- Resensi Film Dracula Untold "terkadang pahlawan adalah mereka yang dihujat seperti setan"
- Resensi Film: Annabelle "ini bukan film horor, tapi lebih konyol dari film drama"
- Resensi Film: The Maze Runner
- Resensi Film: Good People
- Perempuan-Perempuan Dalam Kerajaan Rock
- Jump Car Red: Perpaduan Musik dan Monolog Puisi
- IRON MAIDEN: Menjawab Penantian Panjang Para Pengemarnya di Indonesia
- Album of The Day: AC/DC – Iron Man 2
0 komentar:
Post a Comment