A Awalk Among The Tombstone
Sutradara: Scott Frank
Produksi: Global Multimedia Video
Sejujurnya, saya selalu menyukai Liam Neeson dalam film film thriller. Ekspresi wajahnya dingin sangat pas memerankan ayah yang baik seperti dibeberapa sequel film Taken. Beberapa minggu lalu, saya juga menonton filmnya yang berjudul Third Person.Om yang satu ini memang tidak ada pudarnya! Di Film bergenre drama tersebut Liam Neeson berperan sebagai penulis yang memiliki affair dengan seorang perempuan muda.
Film A Walk Among The Tombstones diangkat dari novel misteri karangan Lawrence Block. Seperti film film action lainnya, arahnya sudah bisa ditebak. Selalu butuh penjahat dan selalu ada pahlawan. Liam Neeson berperan sebagai Matt Scudder seorang mantan polisi NYPD yang menjadi detektif swasta. Matt adalah alkoholik yang kemudian tobat dan mencoba melupakan masalalunya.
Ketika penculikan beberapa
wanita yang terkait dengan bandar heroin menjadi misteri yang tak terpecahkan,
Kenny Kristo ( Dan Stevens) sangat dendam saat istrinya diculik oleh dua orang
yang menggunakan mobil Van. Meski dia sudah membayar uang tebusan, mereka tetap
membunuh istrinya dengan brutal. Lewat adiknya, Peter Kristo (Boyd Holbrook)
dia lalu menyewa Matt yang awalnya menolak karena tak ingin terlibat dalam
balas dendam namun berubah pikiran ketika Kenny memperdengarkan rekaman pembunuhan
istrinya. Petualangan Matt pun dimulai.
A Walk Among The Tombstones sempat
menduduki peringkat kedua di Box Office dengan keuntungan 13, 1 juta dollar
dipekan pertamanya meski demikian saya tidak beranggapan film ini istimewa, untuk
ukuran film Thriller action film ini hanya menambah daftar koleksi yang
ditonton saat senggang. Namun jika kalian penggemar Liam Neeson maka tak ada
salahnya film ini dijadikan salah satu pilihan. Sutradara film, Scott Frank
yang juga pernah terlibat dalam film Wolverine sepertinya sengaja mempertahankan
karakter Liam Neeson sebagai aktor Thriller Action.
Kehadiran Brian Bradley,
rapper cilik peserta X factor yang memerankan TJ, seorang bocah kulit hitam
dengan antusiasme tinggi untuk membantu Matt Scudder cukup berhasil membuat film
ini menghibur. Karakter bocah yang ingin menjadi pahlawan dengan
keterbatasannya. Seru!
Well, berhasilkan Matt
membongkar sindikat penculik ini? Mengapa korban selalu berhubungan dengan
bandar heroin? Ayo ditonton, akting Om Neeson masih memikat kok..
Artikel Terkait
Resensi
- The Dirt : Motley Crue dan mereka yg sudah selesai.
- Review Film Captain Marvel: Ketika Perempuan Menjadi Penyelamat Alam Semesta.
- Blackkklansman: Klu Klux Klan, Piala Oscar dan Rasisme
- Review Film Glass 2019: Trilogi ini diakhiri dengan cara yg keterlaluan, Anti Klimaks!
- ESCAPE ROOM: FILM BAGUS NAMUN GAGAL SEJAK ADEGAN PEMBUKA
- Review Film: Bumblebee: Sebuah Anomali dari delusi futuristic menjadi Human Psikologic
- Review film AQUAMAN 2018 : Contoh buruk ketika sebuah perusahaan tergesa-gesa dalam mengejar kompetitornya. Fatal dan Malpraktek.
- Review Film: Widows 2018: Tamparan pada Kesombongan politik kulit putih lewat nyanyian para wanita teraniaya
- Review Film Mortal Engines 2018: Visualisasi Klasik Perang Kelas di era Post Apocalyptik Pasca Digital
- Dalam Pertempuran Cebong versus Kampret, saya memilih menjadi Nyamuk.
- Spotlight: Film Mainstream paling Nekat yang menyentil Vatikan.
- Review Film September Dawn: Kisah Gereja Mormon dan Keberagaman Kita
- In The Heart of The Sea
- Reviews Film The Stanford Prison Experiment: Ketika Prilaku Manusia Diubah Oleh Kekuasaan
- Resensi Film The Longest Ride: Bahkan Nicholas Sparks memungut cinta di-Black Mountain
- Resensi Film Interstellar: "ketika sumber daya alam menjadi langka, peradaban bumi terancam mundur dan masyarakat agraris diambang kehancuran"
- Resensi Film: John Wick "Keanu Reeves memang ditakdirkan untuk menjadi keren!"
- Resensi Film: Left Behind "Film ini menegaskan kebangkrutan Nicolas Cage "
- Resensi Film: FURY "Perang adalah Neraka"
- Resensi Film Dracula Untold "terkadang pahlawan adalah mereka yang dihujat seperti setan"
- Resensi Film: Annabelle "ini bukan film horor, tapi lebih konyol dari film drama"
- Resensi Film: The Maze Runner
- Resensi Film: Good People
- Perempuan-Perempuan Dalam Kerajaan Rock
REVIEWS
- The Dirt : Motley Crue dan mereka yg sudah selesai.
- Review Film Captain Marvel: Ketika Perempuan Menjadi Penyelamat Alam Semesta.
- Blackkklansman: Klu Klux Klan, Piala Oscar dan Rasisme
- Review Film Glass 2019: Trilogi ini diakhiri dengan cara yg keterlaluan, Anti Klimaks!
- ESCAPE ROOM: FILM BAGUS NAMUN GAGAL SEJAK ADEGAN PEMBUKA
- Review Film: Bumblebee: Sebuah Anomali dari delusi futuristic menjadi Human Psikologic
- Review film AQUAMAN 2018 : Contoh buruk ketika sebuah perusahaan tergesa-gesa dalam mengejar kompetitornya. Fatal dan Malpraktek.
- Review Film: Widows 2018: Tamparan pada Kesombongan politik kulit putih lewat nyanyian para wanita teraniaya
- Review Film Mortal Engines 2018: Visualisasi Klasik Perang Kelas di era Post Apocalyptik Pasca Digital
- Resensi Film Interstellar: "ketika sumber daya alam menjadi langka, peradaban bumi terancam mundur dan masyarakat agraris diambang kehancuran"
- Resensi Film: John Wick "Keanu Reeves memang ditakdirkan untuk menjadi keren!"
- Resensi Film: Left Behind "Film ini menegaskan kebangkrutan Nicolas Cage "
- Resensi Film: FURY "Perang adalah Neraka"
- Resensi Film Dracula Untold "terkadang pahlawan adalah mereka yang dihujat seperti setan"
- Resensi Film: Annabelle "ini bukan film horor, tapi lebih konyol dari film drama"
- Resensi Film: The Maze Runner
- Resensi Film: Good People
- Perempuan-Perempuan Dalam Kerajaan Rock
- Jump Car Red: Perpaduan Musik dan Monolog Puisi
- IRON MAIDEN: Menjawab Penantian Panjang Para Pengemarnya di Indonesia
- Album of The Day: AC/DC – Iron Man 2
2 komentar:
resensi tentang Cadillac Records dong bro
pernah nonton film itu. tp udh lama banget. lupa juga gw :)
Post a Comment