Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Thursday 13 December 2018

Review film AQUAMAN 2018 : Contoh buruk ketika sebuah perusahaan tergesa-gesa dalam mengejar kompetitornya. Fatal dan Malpraktek.




Setelah kegagalan DC dalam Man of Steel (2013) yg babak belur dihujani kritikan , Superman v Batman (2016) yang juga bernasib tak lebih baik, kali ini DC tak menyerah untuk mengejar Marvel. Aquaman diharapkan sebagai balas dendam DC untuk para pencemooh. Sayangnya, kegagalan imajinasi James Wan yang diplot sebagai sutradara menjadikan DC kembali tenggelam dalam penyakit Syndrome Marvel Imitasi.
Ekspetasi apa yang diharapkan kepada Aquaman? film yang berdurasi dua jam, 23 menit ini terasa seperti perjalanan panjang menuju kuburan dan DC menjadikan Aquaman sebagai batu nisan yang megah dengan iring2an para peziarah menyanyikan lagu kematian.
Nama nama besar seperti Jason Mamoa, Nicole Kidman, Amber Heard, Patrick Wilson, Wiliem Dafoe dan masih banyak lagi tak mampu menyelamatkan Aquaman dalam penderitaannya. Barangkali beginilah jadinya ketika Sutradara spesialis Horor Thriller dipaksa naik kelas mengurusi komik. Ibarat dokter spesialis kulit melakukan operasi jantung. Malpraktek..

James Wan meninggalkan kerusakan yang parah karena ketidakmampuannya menghadirkan fantasi Atlantis yang indah, alih alih melakukan itu, James Wan justru menghancurkan Atlantis dalam metafora yang banal. Upaya besarnya memunculkan dunia bawah laut agar hidup dan berwarna justru tersesat dalam pemilihan kostum: lihat saja: kostum tentara atlantis seperti kostum pahlawan super Jepang tahun 90an. Kampungan!

Dengan biaya 160 juta dollar seharusnya DC mampu menampilkan visual efek yang membawa penonton masuk lebih jauh, bukan malah terseok-seok oleh scenario yang berantakan, dialog yang membosankan dan pemilihan karakter  yang tidak representative membuat kerja keras DC untuk mengejar Marvel menjadi sia sia.

Awalnya ada sedikit harapan ketika film dimulai dengan dongeng… seorang penjaga mercusuar (Temura Morisson) menemukan putri atlantis yang terluka dipantainya. Putri Atlanna yang diperankan artis senior Nicole Kidman melarikan diri dari perjodohan yang tidak diinginkannya. Singkat cerita mereka jatuh cinta, menikah lalu melahirkan seorang anak yang diberi nama Arthur. Dengan darah campuran atlantis dan manusia permukaan membuat Arthur sangat special. Sayangnya, tidak ada gambaran signifikan tentang masa kecil Arthur selain plot singkat bagaimana dia mampu berkomunikasi dengan Hiu di Aquarium besar, juga flash back ketika Kulko melatih kemampuannya. Tentu saja, itu tidak cukup.

Gue menyaksikan benturan keras antara mitos atlantis versus fantasi futuristic membentang sepanjang film. Dua jam yang melelahkan. Narasi gagal itu coba ditutupi dengan kisah tentang ambisi raja Orm (Patrick Wilson) untuk menguasai dunia dengan keinginannya melakukan perang terbuka terhadap manusia di permukaan. Raja Orm yang juga adik tiri Aquaman begitu membenci dunia atas karena ulah mereka mengotori laut dan menghancurkan ekosistem. Sebuah kritik yang bagus sebenarnya. Kritik tersebut kurang dieksploitasi oleh James Wan.
Kehadiran Black Manta sosok yang hidup dengan dendam ayahnya, diperankan Yahya Abdul Mateen II. Jelas sekali, DC merencanakan pertarungan antara Aquaman vs Black Manta di masa depan.  Sayangnya, tidak dijelaskan bagaimana awal hubungan Raja Orm dan Black Manta dalam berkonspirasi membenturkan dunia bawah dan dunia permukaan.
Kemunculan Mera calon Ratu Atlantis yang melihat masa depan dunia bawah laut ditangan Aquaman terasa sangat dipaksakan. Mengingat.. dalam beberapa adegan, Mera menyindir Arthur sebagai orang yang tidak bisa berpikir. Sudah bisa ditebak, dengan siapa Aquaman akan berakhir ranjang pernikahan?

Adegan ketika mereka mengejar trisula kuno raja pertama Atlantis hingga ke gurun sahara lalu berlanjut ke dasar bumi dan menemukan ratu Atlanna yang ternyata masih hidup adalah adegan terbaik difilm ini. Sayang nya.. Sekali lagi.. inti bumi yang harusnya divisualisasikan pada level tinggi harus dipersingkat dengan pertarungan Aquaman melawan penjaga trisula.
Jika ada yang bertanya.. apa itu Aquaman? Maka gue akan jawab.. Aquaman adalah contoh ketergesa-gesaan yang fatal ketika sebuah perusahaaan berambisi mengejar kompetitornya dan membuat uang tiket bioskop menjadi sia sia.


Artikel Terkait

0 komentar: