Bayangkan apa jadinya dunia ketika tiga orang yang memiliki kekuatan super bertemu dirumah sakit khusus kejiwaan?
Glass merupakan penutup dari trilogy yang dimulai sejak 19 tahun lalu. Unbreakable (2000), Split (2017) dan ditutup oleh Glass (2019). Ini adalah trilogi yang mungkin paling rumit dari semua film-film trilogi yang ada karena potongan potongan kisahnya hampir tidak tersambung dengan jelas satu sama lain. Dua sequel sebelumnya,Unbreakble dan Split hanya terhubung oleh adegan terakhir ketika David Dunn yang diperankan oleh Bruce Willis muncul di akhir film. Setelah James McAvoy yang berperan sebagai Kevin Wendel Crumb, orang gila dengan 24 kepribadian berhasil melarikan diri dari kasus penculikannya.
Berangkat dari dua sequel yang tidak sempurna itu maka Glass
diharapkan untuk menjadi potongan terakhir
yang menyatukan narasi Unbreakable 2000 dan Split 2016. Ini adalah film yang
mengharuskan kalian untuk menonton dua sequel sebelumnya demi menemukan benang
merah. Tentu saja, Elijah Price alias Mr. Glass, yang diperankan oleh Samuel L.
Jackson kembali muncul setelah 19 tahun hilang. Tubuhnya yang lemah dengan 94
kali patah tulang tak menghalanginya untuk percaya bahwa ada kekuatan yang
dimilikinya. Dari balik kursi roda, ia meyakini bahwa ada orang orang istimewa
yang memiliki kekuatan super diluar sana. Kepercayaan yang diambil dari buku buku komik yang dia baca sejak kecil. Glass juga mencurigai bahwa ada sebuah
komunitas didunia ini yang menghalangi orang orang istimewa itu untuk
mengembangkan potensi mereka. Menghalangi mereka untuk menunjukan diri. Kedengaran
gila memang.. awalnya.
M. Night Shyamalan rupanya berusaha keras agar film ini
menjadi penutup yang sempurna setelah kesuksesan Split yang meraih banyak
penghargaarn. Glass harusnya bisa lebih baik dari Split, sayangnya kesuksesan
James McAvoy dalam memerankan Kevin Wendel Crumb kini menjadi sekedar mitos
yang membebani film ini.
Alur cerita memang berhasil diselamatkan dengan plot yang
nyaris sempurna, seperti bagaimana tiga orang ini terhubung oleh kecelakaan
kereta Eastrail 177 19 tahun lalu. Fakta bahwa ayah Kevin juga salah satu korban
dalam tragedi kereta berdarah itu. Menjawab keraguan bahwa trilogy ini akhirnya
terkoneksi secara alamiah tanpa dipaksakan.
David Dunn sebagai satu satunya orang yang selamat dari tragedy tersebut, kini juga berhasil menyelamatkan 4 orang gadis yang diculik oleh Kevin
Wendel Crumb. Upaya penyelamatan itu malah membawanya ke rumah sakit khusus
kejiwaan. Di rumah sakit itu, tiga orang itu bertemu dan ditangani secara
khusus oleh Dr. Ellie Staple yang diperankan dengan manis oleh Sarah Paulson.
Trilogy ini menggabungkan unsur-unsur thriller, pahlawan
super dan juga psikologis ilmiah. Night Shyamalan memang berpengalaman dengan film film jenis ini. Bisa
dilacak dari film-filmnya yang pernah ia garap sejak Praying With Anger di
tahun 1992, The Sixth Sense, The Village, The Visit, dan beberapa lainnya. Jika
kalian ingin melihat kelebihan dan kelemahan M. Night Shyamalan maka Glass
adalah jawabannya.
Dengan biaya 20 juta dollar atau dua kali lipat dari film
Split yang hanya menelan 9 juta dollar, Glass harusnya bisa menjadi lebih
berjaya, apalagi didukung oleh aktor aktor ikonik Hollywood. Nyatanya, film ini tidak lugas memunculkan
karakter seperti dalam film Split. Plotnya lambat dan patah juga setting film yang
sebagian besar hanya berkutat di Raven Hill Memorial membuat durasi terasa
panjang dan membosankan. Ironisnya, Elijah Price alias Mr Glass yang menjadi judul
film malah gagal ditampilkan dengan baik. Kekuatan kognitif yang merupakan ciri
khasnya tenggelam oleh dialog yang melelahkan. Jika David Dunn mampu menjebol
baja atau Kevin Wendel Crumb mampu memunculkan karakter The Beast dalam dirinya.
Mr. Glass justru hilang dari adegan adegan kunci. Bagaimana Mr Glass berhasil
keluar dari sel nya sangat kabur diperlihatkan
Bruce Willis luar biasa, Samuel L Jackson tak perlu diragukan,
James McAvoy sempurna apalagi dia mendapatkan tambahan karakter dari 24
kepribadian yang tidak dimunculkan dalam Split. Tiga actor ini terlihat bersenang
senang dengan peran yang mereka mainkan. Hanya saja, terasa ada yang kurang
Kesuksesan Split seakan memberi lisensi bagi Shyamalan untuk
bertindak ceroboh dalam memberi ending pada film yang berawal sejak 19 tahun lalu
ini. Bukan waktu yang pendek tapi
diakhiri dengan cara yang keterlaluan. Film ini sangat mengecewakan. Sialnya,
orang orang yang telah menonton dua sequel sebelumnya mau tidak mau harus
membeli tiket untuk memaki diri mereka sendiri karena gagal mencapai klimaks. Mengerikan.
Pada dasarnya, Trilogi ini memang bukan film yang ringan
karena mengharuskan penontonnya untuk berpikir. Apa yang membuat frustasi
adalah narasi didalam film Glass yang berjalan lurus dan mudah ditebak. Rahasia
utama bahwa Dr Ellie Staple ternyata bagian dari komunitas anti hero yang
dicurigai oleh Mr Glass tidak cukup memuaskan justru makin membingungkan. Dititik
ini, Shyamalan seperti membawa kita tersesat dalam pikirannya yang rumit.. Film
ini memang menyedihkan namun tidak sepenuhnya gagal. Paling tidak, 19 tahun
sudah diakhiri meski tanpa apa-apa. Glass mungkin sukses menyatukan Unbreakable milik Disney Buena Vista dan Split milik Universal Studio untuk bekerja sama. barangkali, itu adalah kerjasama pertama dalam sejarah film tapi Glass tidak bisa menyatukan imajinasi kita. Setelah pulang kerumah, kita tidak akan lagi mengingat bahwa pernah ada trilogi ini dalam sejarah film. Jika ada yang harus disalahkan maka itu adalah
ekspetasi kita.
Artikel Terkait
0 komentar:
Post a Comment