John Wick
Sutradara: Chad Stahelski
Produksi: Summit Entertaimen
Keane Reeves itu keren dan dia ditakdirkan untuk menjadi keren. John Wick adalah salah satu bukti bagaimana dia menjadi keren. Sejujurnya, saya tidak pernah menyukai film film Keanu Reeves yang bergenre action. Disaat dulu The Matrix menjadi trendsetter, saya adalah orang yang tidak pernah menyukai film itu, bahkan bagi saya Ronin pun bukan menjadi destinasi. Saya lebih menyukai Keanu Reeves di film-film drama semisal Lake House atau Sweet November. Dan sesungguhnya wajahnya yang lembut lebih manis jika difilm drama, menurut saya.
John Wick adalah film yang saya nonton secara tidak sengaja dan mau tidak mau mengubah semua persepsi. Film itu adalah salah satu film yang dari scene awal hingga akhir membuat saya tidak mau mengedipkan mata. Menegangkan. Meski harus diakui, alur cerita difilm ini juga mainstream, namun Chad Stahelski lebih inovatif mengemas film ini menjadi tontonan yang menarik. Seakan tidak ada drama yang kadang disisipkan dalam film action. Film ini murni tentang balas dendam. Darah, kemarahan juga senjata yang dikokang menjadi pelajaran bahwa didunia ini semua ada harganya.
Tersebutlah John Wick (Keanu Reeves), mantan pembunuh bayaran yang ditakuti karena kepiawaiannya dalam menghabisi orang tanpa ampun. Kematian istrinya membuatnya begitu sentimentil. Satu satunya kenangan dari istrinya adalah seekor anjing yang jadi pelipur kesendiriannya
Sayang sekali, anjing itu dibunuh oleh aksi ugal ugalan Ioasev Tarasov (Alfie Allen) pemuda tanggung anak bos besar mafia yang juga mencuri mobil mustang milik John Wick. Ioasev menganggap itu remeh, apalagi ayahnya Viggo Tarasov (Michael Niqvist) adalah mafia besar yang memberinya banyak kemudahan. Ketika ayahnya yang juga pernah menjadi klien John Wick dimasalalu mengetahui persoalan itu, ayahnya gentar. Viggo tahu betul John Wick, dan dia juga tahu bahwa dia harus mendahului jika tidak anaknya akan terbunuh.
Disisi lain, John Wick seperti dihadapkan pada pilihan untuk kembali menjadi dirinya dimasalalu. Kemarahannya tak bisa dibendung, anjing yang dibunuh dengan sadis itu adalah satu satunya yang tersisa dari mendiang istrinya. John membara dan dia menginginkan nyawa Ioasev sebagai pertanggungjawaban. Walau anak itu dijaga oleh kaki tangan Viggo, John tak kenal ampun. Pada akhirnya, aksi ugal ugalan Ioasev menghancurkan semua yang sudah dibangun oleh ayahnya sendiri. Kebrutalan John Wick dalam memburu Ioasev seperti pembunuh berdarah dingin yang menganggap nyawa manusia sekedar lembaran daun daun kering.
Film ini mengajarkan bahwa hal hal kecil yang kita lakukan bisa berakibat fatal, hal hal yang kita tidak anggap sebagai masalah justru menjadi kutukan yang mengejar kemanapun kita pergi. Dalam Film berdurasi 101 menit ini, Chad Stahelski juga dibantu David Leitch dalam penyutradaraan. Bagi David Leitch film ini adalah debutnya setelah sebelumnya, Leitch hanya dikenal sebagai aktor, pemeran pengganti, penulis naskah dan juga koordinator pemeran pengganti.
Film ini keren! Dan Keanu Reeves itu luarbiasa keren.
Artikel Terkait
REVIEWS
- The Dirt : Motley Crue dan mereka yg sudah selesai.
- Review Film Captain Marvel: Ketika Perempuan Menjadi Penyelamat Alam Semesta.
- Blackkklansman: Klu Klux Klan, Piala Oscar dan Rasisme
- Review Film Glass 2019: Trilogi ini diakhiri dengan cara yg keterlaluan, Anti Klimaks!
- ESCAPE ROOM: FILM BAGUS NAMUN GAGAL SEJAK ADEGAN PEMBUKA
- Review Film: Bumblebee: Sebuah Anomali dari delusi futuristic menjadi Human Psikologic
- Review film AQUAMAN 2018 : Contoh buruk ketika sebuah perusahaan tergesa-gesa dalam mengejar kompetitornya. Fatal dan Malpraktek.
- Review Film: Widows 2018: Tamparan pada Kesombongan politik kulit putih lewat nyanyian para wanita teraniaya
- Review Film Mortal Engines 2018: Visualisasi Klasik Perang Kelas di era Post Apocalyptik Pasca Digital
- Resensi Film Interstellar: "ketika sumber daya alam menjadi langka, peradaban bumi terancam mundur dan masyarakat agraris diambang kehancuran"
- Resensi Film: Left Behind "Film ini menegaskan kebangkrutan Nicolas Cage "
- Resensi Film: FURY "Perang adalah Neraka"
- Resensi Film: A Walk Among The Tombstones
- Resensi Film Dracula Untold "terkadang pahlawan adalah mereka yang dihujat seperti setan"
- Resensi Film: Annabelle "ini bukan film horor, tapi lebih konyol dari film drama"
- Resensi Film: The Maze Runner
- Resensi Film: Good People
- Perempuan-Perempuan Dalam Kerajaan Rock
- Jump Car Red: Perpaduan Musik dan Monolog Puisi
- IRON MAIDEN: Menjawab Penantian Panjang Para Pengemarnya di Indonesia
- Album of The Day: AC/DC – Iron Man 2
Resensi
- The Dirt : Motley Crue dan mereka yg sudah selesai.
- Review Film Captain Marvel: Ketika Perempuan Menjadi Penyelamat Alam Semesta.
- Blackkklansman: Klu Klux Klan, Piala Oscar dan Rasisme
- Review Film Glass 2019: Trilogi ini diakhiri dengan cara yg keterlaluan, Anti Klimaks!
- ESCAPE ROOM: FILM BAGUS NAMUN GAGAL SEJAK ADEGAN PEMBUKA
- Review Film: Bumblebee: Sebuah Anomali dari delusi futuristic menjadi Human Psikologic
- Review film AQUAMAN 2018 : Contoh buruk ketika sebuah perusahaan tergesa-gesa dalam mengejar kompetitornya. Fatal dan Malpraktek.
- Review Film: Widows 2018: Tamparan pada Kesombongan politik kulit putih lewat nyanyian para wanita teraniaya
- Review Film Mortal Engines 2018: Visualisasi Klasik Perang Kelas di era Post Apocalyptik Pasca Digital
- Dalam Pertempuran Cebong versus Kampret, saya memilih menjadi Nyamuk.
- Spotlight: Film Mainstream paling Nekat yang menyentil Vatikan.
- Review Film September Dawn: Kisah Gereja Mormon dan Keberagaman Kita
- In The Heart of The Sea
- Reviews Film The Stanford Prison Experiment: Ketika Prilaku Manusia Diubah Oleh Kekuasaan
- Resensi Film The Longest Ride: Bahkan Nicholas Sparks memungut cinta di-Black Mountain
- Resensi Film Interstellar: "ketika sumber daya alam menjadi langka, peradaban bumi terancam mundur dan masyarakat agraris diambang kehancuran"
- Resensi Film: Left Behind "Film ini menegaskan kebangkrutan Nicolas Cage "
- Resensi Film: FURY "Perang adalah Neraka"
- Resensi Film: A Walk Among The Tombstones
- Resensi Film Dracula Untold "terkadang pahlawan adalah mereka yang dihujat seperti setan"
- Resensi Film: Annabelle "ini bukan film horor, tapi lebih konyol dari film drama"
- Resensi Film: The Maze Runner
- Resensi Film: Good People
- Perempuan-Perempuan Dalam Kerajaan Rock
1 komentar:
Ini jg gw suka baget filmya. Toss
Post a Comment