Sebagai Produser dan penulis naskah, Peter jakson menyapa kembali setelah film terakhirnya The Hobbit yang rilis ditahun 2014. Kursi sutradara dipercayakan kepada Christian Rivers yang memang menjadi kompatriotnya sebagai Visual effect dalam trilogy lord of the ring.
Diangkat dari buku Philip Reeve, Mortal engines menyajikan cerita post apocalyptic 3000 tahun setelah peradaban manusia punah karena perang 60 menit yang menghancurkan kota kota besar didunia. Penduduk yang masih tersisa mencoba membangun kota diatas roda raksasa yang bergerak. Kota kota besar memanga yang kecil untuk memperebutkan sumber daya. Gambaran perang kelas klasik yang ditampilkan di era pasca digital,
London menjadi kota predator yang ditakuti. Digawangi oleh Thaddeus Valentine yang diperankan oleh Hugo Weaving, London berubah menjadi kota yang tamak dan ambisius. Manifestasi dari keserakahan para penguasa yang akan melakukan apa saja untuk meraih kekuasaan. Adalah Hester Shaw diperankan Hera Hilmar, seorang gadis yang menyimpan dendam ibunya kemudian bergabung dengan kelompok anti traksi untuk menghentikan ambisi Valentin. Film pun bergerak dengan alur yang sudah bisa ditebak.
Meski film ini menampilkan visual efek yang mengagumkan dengan ide orisinil kota diatas roda bergerak, sayangnya.. plot tentang dunia dystopia sudah terlalu sering kita lihat. Penggambaran dunia yang gersang dengan sumber daya yang hampir habis sudah sering disajikan dalam film film cyber punk lainnya.
Karakter karakter yang dimunculkan pun tidak begitu baru, selain karakter Thadeus Valentin yang cukup menarik sebagai tokoh yang dipuja dinegaranya karena ambisinya untuk membuat London terus eksis, namun diluar London, Valentin bagai pemangsa yang dibenci.
Pertanyaanya adalah apa yang coba ditawarkan film ini seperti pengulangan imperialisme barat era colonial yang mencari sumber daya hingga kebenua timur. Divisualisasikan sebagai Kota dibelakang tembok yang dipimpin oleh Gubernur Kwan. Tokoh tersebut mirip Dalai lama dan memimpin kota utopia dengan bijaksana. Kota yang akan dihancurkan oleh Valentine.
Ada perang kelas dalam film ini, ada pengulangan sejarah kejatuhan Bavaria dan bangsa bangsa besar dipaksa untuk mencari sumber daya demi kelangsungan hidupnya, para penguasa itu akan diberi tepuk tangan oleh rakyatnya namun bagi bangsa bangsa lain. Mereka adalah predator yang datang sebagai penjajah.
Christian Rivers akan menapak karir gemilang dengan film ini, walaupun ini bukan sesuatu yang harus dirayakan namun Mortal Engines sebagaimana film film sejenis dating memberi pesan bahwa bumi sebentar lagi akan kolaps jika keserakahan dipelihara.
Artikel Terkait
Resensi
- The Dirt : Motley Crue dan mereka yg sudah selesai.
- Review Film Captain Marvel: Ketika Perempuan Menjadi Penyelamat Alam Semesta.
- Blackkklansman: Klu Klux Klan, Piala Oscar dan Rasisme
- Review Film Glass 2019: Trilogi ini diakhiri dengan cara yg keterlaluan, Anti Klimaks!
- ESCAPE ROOM: FILM BAGUS NAMUN GAGAL SEJAK ADEGAN PEMBUKA
- Review Film: Bumblebee: Sebuah Anomali dari delusi futuristic menjadi Human Psikologic
- Review film AQUAMAN 2018 : Contoh buruk ketika sebuah perusahaan tergesa-gesa dalam mengejar kompetitornya. Fatal dan Malpraktek.
- Review Film: Widows 2018: Tamparan pada Kesombongan politik kulit putih lewat nyanyian para wanita teraniaya
- Dalam Pertempuran Cebong versus Kampret, saya memilih menjadi Nyamuk.
- Spotlight: Film Mainstream paling Nekat yang menyentil Vatikan.
- Review Film September Dawn: Kisah Gereja Mormon dan Keberagaman Kita
- In The Heart of The Sea
- Reviews Film The Stanford Prison Experiment: Ketika Prilaku Manusia Diubah Oleh Kekuasaan
- Resensi Film The Longest Ride: Bahkan Nicholas Sparks memungut cinta di-Black Mountain
- Resensi Film Interstellar: "ketika sumber daya alam menjadi langka, peradaban bumi terancam mundur dan masyarakat agraris diambang kehancuran"
- Resensi Film: John Wick "Keanu Reeves memang ditakdirkan untuk menjadi keren!"
- Resensi Film: Left Behind "Film ini menegaskan kebangkrutan Nicolas Cage "
- Resensi Film: FURY "Perang adalah Neraka"
- Resensi Film: A Walk Among The Tombstones
- Resensi Film Dracula Untold "terkadang pahlawan adalah mereka yang dihujat seperti setan"
- Resensi Film: Annabelle "ini bukan film horor, tapi lebih konyol dari film drama"
- Resensi Film: The Maze Runner
- Resensi Film: Good People
- Perempuan-Perempuan Dalam Kerajaan Rock
Discussion
- Review Film Captain Marvel: Ketika Perempuan Menjadi Penyelamat Alam Semesta.
- Blackkklansman: Klu Klux Klan, Piala Oscar dan Rasisme
- Review film AQUAMAN 2018 : Contoh buruk ketika sebuah perusahaan tergesa-gesa dalam mengejar kompetitornya. Fatal dan Malpraktek.
- Review Film: Widows 2018: Tamparan pada Kesombongan politik kulit putih lewat nyanyian para wanita teraniaya
- Dalam Pertempuran Cebong versus Kampret, saya memilih menjadi Nyamuk.
- The Reason Why We Should Support Ahok? (letter from Martian Ambassador to Martian Foreign Minister)
- In The Heart of The Sea
- Ketika Jack Sparrow dikalahkan lapak DVD bajakan
- Quavadis Ateisme
- Apakah Negara telah begitu perkasa hingga menjadi Tuhan dan berhak menentukan hidup-mati manusia?
- DISCUSSION
REVIEWS
- The Dirt : Motley Crue dan mereka yg sudah selesai.
- Review Film Captain Marvel: Ketika Perempuan Menjadi Penyelamat Alam Semesta.
- Blackkklansman: Klu Klux Klan, Piala Oscar dan Rasisme
- Review Film Glass 2019: Trilogi ini diakhiri dengan cara yg keterlaluan, Anti Klimaks!
- ESCAPE ROOM: FILM BAGUS NAMUN GAGAL SEJAK ADEGAN PEMBUKA
- Review Film: Bumblebee: Sebuah Anomali dari delusi futuristic menjadi Human Psikologic
- Review film AQUAMAN 2018 : Contoh buruk ketika sebuah perusahaan tergesa-gesa dalam mengejar kompetitornya. Fatal dan Malpraktek.
- Review Film: Widows 2018: Tamparan pada Kesombongan politik kulit putih lewat nyanyian para wanita teraniaya
- Resensi Film Interstellar: "ketika sumber daya alam menjadi langka, peradaban bumi terancam mundur dan masyarakat agraris diambang kehancuran"
- Resensi Film: John Wick "Keanu Reeves memang ditakdirkan untuk menjadi keren!"
- Resensi Film: Left Behind "Film ini menegaskan kebangkrutan Nicolas Cage "
- Resensi Film: FURY "Perang adalah Neraka"
- Resensi Film: A Walk Among The Tombstones
- Resensi Film Dracula Untold "terkadang pahlawan adalah mereka yang dihujat seperti setan"
- Resensi Film: Annabelle "ini bukan film horor, tapi lebih konyol dari film drama"
- Resensi Film: The Maze Runner
- Resensi Film: Good People
- Perempuan-Perempuan Dalam Kerajaan Rock
- Jump Car Red: Perpaduan Musik dan Monolog Puisi
- IRON MAIDEN: Menjawab Penantian Panjang Para Pengemarnya di Indonesia
- Album of The Day: AC/DC – Iron Man 2
0 komentar:
Post a Comment