Jelas ini bukan album yang memuat lagu-lagu terbaru AC/DC, dengan itu tampaknya Angus Young cs masih percaya bahwa dua lagu klasik–”Shoot to Thrill” dan “Highway to Hell” mampu menjadi nyawa dalam sekuens film Iron Man 2. Dan perilisan album ini menjadi suatu cara tersendiri bagi AC/DC untuk menunjukkan eksistensinya pada generasi sekarang–khususnya pecinta film.
Terlepas dari filmnya, album ini cukup mampu menyegarkan ingatan saya pada kegemilangan band asal Australia ini. Album diawali “Shoot to Thrill”, lagu yang diambil dari album Back in Black (1980). Lagu itu sebaiknya didengarkan dengan konsentrasi maksimal untuk bisa mendengar dengus kemarahan dari vokal Brian Johnson. “Shoot to Thrill” tidak sepopuler “Back In Black”, yang sudah lebih dulu mereka dedikasikan di film Iron Man. Namun, jika diperhatikan baik-baik, lagu ini seharusnya bisa menjadi jalan untuk menuju kepopuleran lebih awal bagi AC/DC. Cukup sulit untuk melupakan Bon Scott. Track kedua “Rock ‘n’ Roll Damnation” menyisakan kenangan tentang album Powerage (1978) dan saat Bon Scott masih berdiri sebagai rockstar. Album Iron Man 2 menjadi seperti pertempuran antara Brian Johnson melawan Bon Scott karena mereka bergantian untuk menyumbangkan suara pada album ini. Tapi Angus Young tetaplah sebagai pemenangnya. Riff-riff gitarnya tak bisa tidak merupakan karakter abadi band ini.
Lima belas lagu yang ada di album seakan ini tidak diperuntukkan bagi mereka yang sudah memiliki koleksi lengkap AC/DC. Namun, jika Anda adalah kolektor sejati sebaiknya album ini dijadikan sebagai pelengkap. Sampul album yang bergambar dua orang Iron Man berdiri dengan tulisan AC/DC di sisi atas terlihat klise. Tapi booklet yang berisi foto-foto Angus Young cs bisa membuat saya bahagia. Foto paling menarik perhatian adalah gambar Angus Young terbaring di atas panggung berlumur darah akibat tertancap gitar. Mungkin AC/DC sedang berkata kepada seluruh penggemarnya bahwa semua lagu di album ini harus didengarkan dengan volume maksimal untuk membuatnya menjadi fantastis.
“Back in Black”, “T.N.T.”, “Highway to Hell” tak diragukan kesakralannya. Namun lagu-lagu seperti “Hell Ain’t a Bad Place to Be”, “Have a Drink on Me”, “Evil Walks”, “The Razords Edge”, “Let There Be Rock”, “War Machine”, “Guns For Hire”, “Cold Hearted Man”, “Thunderstruck”, “If You Want Blood (You’ve Got It)” tak kalah memiliki sesuatu yang membuat pendengarnya kesulitan membedakan surga dan neraka.
(Review By Me to urgensi.com/ crativedick.com
http://creativedisc.com/reviews/album-of-the-day/album-of-the-day-acdc-iron-man-2/
- The Dirt : Motley Crue dan mereka yg sudah selesai.
- Review Film Captain Marvel: Ketika Perempuan Menjadi Penyelamat Alam Semesta.
- Blackkklansman: Klu Klux Klan, Piala Oscar dan Rasisme
- Review Film Glass 2019: Trilogi ini diakhiri dengan cara yg keterlaluan, Anti Klimaks!
- ESCAPE ROOM: FILM BAGUS NAMUN GAGAL SEJAK ADEGAN PEMBUKA
- Review Film: Bumblebee: Sebuah Anomali dari delusi futuristic menjadi Human Psikologic
- Review film AQUAMAN 2018 : Contoh buruk ketika sebuah perusahaan tergesa-gesa dalam mengejar kompetitornya. Fatal dan Malpraktek.
- Review Film: Widows 2018: Tamparan pada Kesombongan politik kulit putih lewat nyanyian para wanita teraniaya
- Review Film Mortal Engines 2018: Visualisasi Klasik Perang Kelas di era Post Apocalyptik Pasca Digital
- Dalam Pertempuran Cebong versus Kampret, saya memilih menjadi Nyamuk.
- Spotlight: Film Mainstream paling Nekat yang menyentil Vatikan.
- Review Film September Dawn: Kisah Gereja Mormon dan Keberagaman Kita
- In The Heart of The Sea
- Reviews Film The Stanford Prison Experiment: Ketika Prilaku Manusia Diubah Oleh Kekuasaan
- Resensi Film The Longest Ride: Bahkan Nicholas Sparks memungut cinta di-Black Mountain
- Resensi Film Interstellar: "ketika sumber daya alam menjadi langka, peradaban bumi terancam mundur dan masyarakat agraris diambang kehancuran"
- Resensi Film: John Wick "Keanu Reeves memang ditakdirkan untuk menjadi keren!"
- Resensi Film: Left Behind "Film ini menegaskan kebangkrutan Nicolas Cage "
- Resensi Film: FURY "Perang adalah Neraka"
- Resensi Film: A Walk Among The Tombstones
- Resensi Film Dracula Untold "terkadang pahlawan adalah mereka yang dihujat seperti setan"
- Resensi Film: Annabelle "ini bukan film horor, tapi lebih konyol dari film drama"
- Resensi Film: The Maze Runner
- Resensi Film: Good People
- Perempuan-Perempuan Dalam Kerajaan Rock
- The Dirt : Motley Crue dan mereka yg sudah selesai.
- Review Film Captain Marvel: Ketika Perempuan Menjadi Penyelamat Alam Semesta.
- Blackkklansman: Klu Klux Klan, Piala Oscar dan Rasisme
- Review Film Glass 2019: Trilogi ini diakhiri dengan cara yg keterlaluan, Anti Klimaks!
- ESCAPE ROOM: FILM BAGUS NAMUN GAGAL SEJAK ADEGAN PEMBUKA
- Review Film: Bumblebee: Sebuah Anomali dari delusi futuristic menjadi Human Psikologic
- Review film AQUAMAN 2018 : Contoh buruk ketika sebuah perusahaan tergesa-gesa dalam mengejar kompetitornya. Fatal dan Malpraktek.
- Review Film: Widows 2018: Tamparan pada Kesombongan politik kulit putih lewat nyanyian para wanita teraniaya
- Review Film Mortal Engines 2018: Visualisasi Klasik Perang Kelas di era Post Apocalyptik Pasca Digital
- Resensi Film Interstellar: "ketika sumber daya alam menjadi langka, peradaban bumi terancam mundur dan masyarakat agraris diambang kehancuran"
- Resensi Film: John Wick "Keanu Reeves memang ditakdirkan untuk menjadi keren!"
- Resensi Film: Left Behind "Film ini menegaskan kebangkrutan Nicolas Cage "
- Resensi Film: FURY "Perang adalah Neraka"
- Resensi Film: A Walk Among The Tombstones
- Resensi Film Dracula Untold "terkadang pahlawan adalah mereka yang dihujat seperti setan"
- Resensi Film: Annabelle "ini bukan film horor, tapi lebih konyol dari film drama"
- Resensi Film: The Maze Runner
- Resensi Film: Good People
- Perempuan-Perempuan Dalam Kerajaan Rock
- Jump Car Red: Perpaduan Musik dan Monolog Puisi
- IRON MAIDEN: Menjawab Penantian Panjang Para Pengemarnya di Indonesia
0 komentar:
Post a Comment