Dracula Untold
Sutradara: Gary Shore
Produksi: Universal Picture
Biaya: USD 100 juta
"Terkadang didunia ini, orang-orang tidak lagi butuh pahlawan tapi mereka butuh monster"
Ada jutaan kelelawar yang menghancurkan balatentara, ada petir yang menyambar-nyambar ketika satu orang laki laki berlaga dimedan perang dan membunuhi ribuan pasukan. Matahari pun terlambat turun untuk memberi jalan bagi Sang Dracula menuntaskan aksinya. Begitulah, dengan biaya produksi yang mencapai 100 juta dollar, Universal sepertinya tidak mau main main dengan film ini. Efek suara dan tata cahaya yang dibuat maksimal menjadi bukti bahwa film Dracula Untold pantas untuk bertahta di Box Office.
“Kecantikanmu yang tiada tara
membuat dunia begitu malu” rayu sang Pangeran.
“Rayuan adalah pengalihan dari
kebenaran” jawab Permaisurinya
Film ini mengungkap sisi dramatis
Dracula, seorang pangeran yang harus bersekutu dengan iblis demi keluarga dan kemerdekaan
bangsanya. Tersebutlah ditahun 1444, ketika kerajaan kecil Transyvalnia berada
dalam kekuasaan Turki. Anak anak dinegeri itu dipaksa untuk menjadi bala
tentara Turki.
Pangeran Vlad (Luke Evans) yang
menjadi penguasa Transyvalnia sebenarnya sudah mengalah, ketika utusan Sultan
Mehmed (Dominic Cooper) mengambil upeti kerajaan. Namun semua berubah ketika Turki
memaksa Transyvalnia harus menyerahkan 1000 anak dan putra laki lakinya yang
bernama Ingretias (Art Parkinson) untuk dibawa ke Turki.
Vlad tidak punya pilihan lain,
negosiasinya dengan Sultan Mehmed gagal. Meski istrinya, Mirena (Sarah Gadon) memohon
dengan menangis agar putra mereka tak dibawa. Vlad tak bisa menolak keinginan
Turki. Dia tahu, Transyvalnia akan hancur jika dia berani melawan.
Dracula Untold bukan saja film tentang
monster bengis yang menghisap darah tapi tentang tanggung jawab seorang raja,
seorang ayah. Bagaimana pedihnya pangeran Vlad ketika Ingretias putra satu
satunya harus dibawa ke Turki. Sayangnya, dalam proses penyerahan itu tiba tiba
Vlad berubah pikiran. Tanpa ampun dia membunuh utusan Turki yang akan membawa putranya.
Sultan Mehmed berang, pasukan pun
dikirim untuk menghukum kerajaan kecil itu. Vlad tak punya pilihan lain, dia
harus mencari cara untuk menyelamatkan kerajaannya.
“kadang kadang didunia ini orang
orang tidak butuh pahlawan, mereka butuh monster” kata Vlad dalam film ini.
Diawal film, dibuka dengan
perjalanan Vlad ke gunung gigi patah. Tempat Monster Dracula (Charles Dance)
bersemayan. Demi bangsanya, Vlad pun harus kembali kesana tapi kali ini bukan
sekedar berkunjung. Dia akan bersekutu. Menyerahkan jiwanya agar mendapatkan
kekuatan untuk bertahan dari gempuran Turki. Sang Monster memberi dia waktu 3
hari, jika Vlad mampu bertahan tanpa menghisap darah manusia maka dia akan
kembali normal. Sayang sekali, kematian Mirena membuat semua tak berjalan
sesuai rencana. Dari situlah, kutukan Dracula bermula. Vlad harus meminum darah
demi menyelamatkan anak satu-satunya.
Mampukah Vlad menyelamatkan
Ingretias yang diculik pasukan Turki? dan
bagaimana Vlad harus memberikan penjelasan kepada rakyatnya yang marah karena
dia bersekutu dengan iblis? Apa ada kehidupan lain yang akan mempertemukannya
dengan sang istri?
“Kenapa kita harus takut berpisah jika ternyata kita telah dipertemukan dikehidupan sebelumnya”
Artikel Terkait
Resensi
- The Dirt : Motley Crue dan mereka yg sudah selesai.
- Review Film Captain Marvel: Ketika Perempuan Menjadi Penyelamat Alam Semesta.
- Blackkklansman: Klu Klux Klan, Piala Oscar dan Rasisme
- Review Film Glass 2019: Trilogi ini diakhiri dengan cara yg keterlaluan, Anti Klimaks!
- ESCAPE ROOM: FILM BAGUS NAMUN GAGAL SEJAK ADEGAN PEMBUKA
- Review Film: Bumblebee: Sebuah Anomali dari delusi futuristic menjadi Human Psikologic
- Review film AQUAMAN 2018 : Contoh buruk ketika sebuah perusahaan tergesa-gesa dalam mengejar kompetitornya. Fatal dan Malpraktek.
- Review Film: Widows 2018: Tamparan pada Kesombongan politik kulit putih lewat nyanyian para wanita teraniaya
- Review Film Mortal Engines 2018: Visualisasi Klasik Perang Kelas di era Post Apocalyptik Pasca Digital
- Dalam Pertempuran Cebong versus Kampret, saya memilih menjadi Nyamuk.
- Spotlight: Film Mainstream paling Nekat yang menyentil Vatikan.
- Review Film September Dawn: Kisah Gereja Mormon dan Keberagaman Kita
- In The Heart of The Sea
- Reviews Film The Stanford Prison Experiment: Ketika Prilaku Manusia Diubah Oleh Kekuasaan
- Resensi Film The Longest Ride: Bahkan Nicholas Sparks memungut cinta di-Black Mountain
- Resensi Film Interstellar: "ketika sumber daya alam menjadi langka, peradaban bumi terancam mundur dan masyarakat agraris diambang kehancuran"
- Resensi Film: John Wick "Keanu Reeves memang ditakdirkan untuk menjadi keren!"
- Resensi Film: Left Behind "Film ini menegaskan kebangkrutan Nicolas Cage "
- Resensi Film: FURY "Perang adalah Neraka"
- Resensi Film: A Walk Among The Tombstones
- Resensi Film Dracula Untold "terkadang pahlawan adalah mereka yang dihujat seperti setan"
- Resensi Film: Annabelle "ini bukan film horor, tapi lebih konyol dari film drama"
- Resensi Film: The Maze Runner
- Resensi Film: Good People
- Perempuan-Perempuan Dalam Kerajaan Rock
REVIEWS
- The Dirt : Motley Crue dan mereka yg sudah selesai.
- Review Film Captain Marvel: Ketika Perempuan Menjadi Penyelamat Alam Semesta.
- Blackkklansman: Klu Klux Klan, Piala Oscar dan Rasisme
- Review Film Glass 2019: Trilogi ini diakhiri dengan cara yg keterlaluan, Anti Klimaks!
- ESCAPE ROOM: FILM BAGUS NAMUN GAGAL SEJAK ADEGAN PEMBUKA
- Review Film: Bumblebee: Sebuah Anomali dari delusi futuristic menjadi Human Psikologic
- Review film AQUAMAN 2018 : Contoh buruk ketika sebuah perusahaan tergesa-gesa dalam mengejar kompetitornya. Fatal dan Malpraktek.
- Review Film: Widows 2018: Tamparan pada Kesombongan politik kulit putih lewat nyanyian para wanita teraniaya
- Review Film Mortal Engines 2018: Visualisasi Klasik Perang Kelas di era Post Apocalyptik Pasca Digital
- Resensi Film Interstellar: "ketika sumber daya alam menjadi langka, peradaban bumi terancam mundur dan masyarakat agraris diambang kehancuran"
- Resensi Film: John Wick "Keanu Reeves memang ditakdirkan untuk menjadi keren!"
- Resensi Film: Left Behind "Film ini menegaskan kebangkrutan Nicolas Cage "
- Resensi Film: FURY "Perang adalah Neraka"
- Resensi Film: A Walk Among The Tombstones
- Resensi Film Dracula Untold "terkadang pahlawan adalah mereka yang dihujat seperti setan"
- Resensi Film: Annabelle "ini bukan film horor, tapi lebih konyol dari film drama"
- Resensi Film: The Maze Runner
- Resensi Film: Good People
- Perempuan-Perempuan Dalam Kerajaan Rock
- Jump Car Red: Perpaduan Musik dan Monolog Puisi
- IRON MAIDEN: Menjawab Penantian Panjang Para Pengemarnya di Indonesia
- Album of The Day: AC/DC – Iron Man 2
2 komentar:
tumben nulis film el? biasanya musik
bang,asik juga review lu
Post a Comment